ー❃ one。

207 30 3
                                    

Hanami
.
"A spring came upon for bring your happiness."

Twisted Wonderland © Disney
Deuce Spade × Reader
Story © Nikishima Kumiko

🌸

Liburan musim dingin mulai berlalu. Semenjak kejadian yang menimpa di Scarabia, duo Adeuce sangat protektif terhadapmu. Meskipun sekelas, tak bosan-bosannya mereka mengikuti dirimu kemana pun yang kau tuju. Kau tidak ambil pusing karena itu adalah bentuk perhatian dari para sahabat dekatmu.

Hanya saja, akhir-akhir ini, Deuce nampak lebih memperhatikan dirimu yang terlihat murung dari biasanya. Kau mulai sering melamun, bahkan saat menghadiri Unbirthday Party yang diadakan oleh leader dorm-nya pun lamunanmu tak absen.

Deuce berandai-andai, apa ada yang salah atau ada sesuatu yang membuatmu khawatir?

Dan saat ini, Adeuce, kau, serta Grim tengah berada di Ramshackle dorm. Ace menikmati waktunya di lantai dua untuk bermain bersama Grimーlebih tepatnya kejar-kejaran, sedangkan kau dan Deuce duduk di sofa yang sama.

"[N-Name]," panggil Deuce sedikit terbata-bata. Pemuda berhelai rambut biru tua tersebut memang sangat tak biasa untuk bergaul bersama lawan jenisnya, namun kau telah mendapat pengecualian, "apa kau tidak apa-apa? U-ugh, aku memang tidak bagus dalam akademik maupun berpikir. Tapi kalau kau punya masalah, k-kau bisa mengatakannya padaku!"

Pemuda itu melontarkan kalimat dengan penuh semangat dan serius. Kau mengerjapkan mata, membiarkan angin sepoi-sepoi menerpa helaian rambut milikmu seraya melepaskan kekehan kecil.

Tawa yang sangat Deuce sukai, membuat pipinya memerah sempurna. Tak ingin disadari, Deuce pun memalingkan wajahnya darimu, berusaha menetralkan perasaan asing nan aneh yang saat ini tengah mengombang-ambing di dadanya.

"Aku tidak apa-apa, Deuce. Terima kasih sudah bertanya," ujarmu sembari memejamkan mata dengan lembut.

Melihat sosokmu yang sendu seperti ini saja masih terasa indah, apalagi jika kau bahagia? Deuce pasti sudah gila karena masih sempat terlintas pikiran seperti itu di kepalanya.

Deuce mengangguk kaku, untuk saat ini ia ikut saja menyetujui perkataanmu. Sebelum saat ia berbalik, Ace nampak di lantai dua. Ace pun memamerkan seringai mengejek yang mampu membuat emosi Deuce naik sampai di ubun-ubun. Entah karena sudah lama menghabiskan waktu bersama pemuda dengan tatoo hearts di pipi tersebut, Deuce jadi paham hampir separuh akan pikirannyaーterutama jika menyangkut Ace yang senang sekali merendahkan ia.

Belum sempat Deuce bangkit sepenuhnya dari sofa, ia pun kembali duduk dan menatap seksama dirimu. Wajahnya memerah sempurna, membuat kau kebingungan akan reaksi Deuce, "Eh, jangan-jangan Deuce demam? Kenapa kau datang ke sini kalau ternyata sedang sakit?"

Terkadang, Deuce tidak tahu haruskah ia berterima kasih atau mengutuk kepolosanmu.

"A-apa kau punya permintaan?" tanya Deuce. Ia menggigit bibirnya dengan cepat setelah melontarkan pertanyaan tersebut, menyembunyikan kegugupannya.

Kau berpikir sejenak, kemudian menggelengkan kepala. Senyum kecil kau ulas, "Sepertinya tidak ada untuk saat ini. Ah, tapi kalau ditanya ... permintaanku adalah ingin cepat pulang ke duniaku."

Seharusnya Deuce mempersiapkan hatinya saat mendengar jawaban tersebut. Meskipun berada di sini bersama banyak orang di Night Raven College, Deuce harusnya tahu kalau kau masih kesepian. Dirimu masih membutuhkan tempat untuk pulang, dan itu bukanlah di dunia ini.

Dada Deuce terasa sesak. Ia tidak ingin bertanya lebih jauh, namun ia ingin melakukan sesuatu.

"Uwah! Oi, Grim! Beraninya kau membakar seragamku?!" seru Ace dari lantai atas. Nampaknya kedua sosok tersebut mulai bertengkar untuk kesekian kalinya.

Kau menghela napas, lantas bangkit dan menaiki tangga menuju lantai atas. Sebuah sketchbook milikmu kau taruh begitu saja di sofa, tak ingin untuk ikut membawanya karena merasa tak aman. Deuce yang tak ingin ditinggal pun ikut bangkit, namun secara tak sengaja menjatuhkan buku menggambar tersebut.

Ia panik, mengangkatnya lalu menepuk-nepuk pelan guna membersihkan debu yang sempat menghinggap. Hanya saja, entah dari mana rasa penasaran mulai menghampiri pemuda bermarga Spade tersebut. Sontak, ia mengintip lembaran demi lembaran buku itu.

Torehan tinta, cat, serta pensil yang lembut. Membentuk rangkaian bunga nan asing berwarna merah muda namun indah.

"A-ah, Deuce! Apa bisa kau tidak melihatnya? A-agak memalukan jika kau melihat lukisanku," ujarmu dari lantai atas dengan wajah merah merona.

Deuce pun dengan kikuk menutup buku tersebut dan menaruhnya secara hati-hati di atas sofa kembali. Wajah pemuda itu juga memerah sempurna, "M-maaf! Aku tidak sopan ya, maafkan aku, [Name]!"

Deuce Spade, pemuda yang bertempatkan di Heartslabyul dorm itu merasa telah menemukan ide untuk membuatmu ceria kembali. Ia akan mencari cara agar dapat membuat bunga berwarna merah muda tersebut.

Sedangkan, Ace hanya bisa mendengus malas melihat suasana di dorm saat ini. Mengapa ia harus menjadi nyamuk di antara kedua insan tersebut?

🌸

Hanami ⇢Deuce Spade × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang