[8] Close-Up

192 27 25
                                    

OoOo— Close-Up —oOoO

Semalaman suntuk Jungwon terjaga, selalu memikirkan hal yang sama sekali tidak masuk akal menurutnya. Teman Heeseung bukan berarti seseorang yang selama ini dia hindari kan? Tidak mungkin mereka mengikuti Jungwon sampai ke sini, itu sangat tidak bisa diterima oleh akal Jungwon.

Jam mulai berganti, kini sudah pukul tiga pagi dan Jungwon masih duduk termenung dengan pikirannya yang berkecamuk, meninggalkan semua tugasnya yang sama sekali belum tersentuh.

Kriiing

Jungwon tersentak kala jam di depannya berdering, betapa terkejutnya dia. Dia melewatkan waktu tidurnya hanya untuk memikirkan hal yang tidak berguna, dan lagi dia meninggalkan tugas yang belum dia kerjakan.

Sungguh kacau, Jungwon berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan wajahnya. Dia sungguh-sungguh tidak mengerti kenapa bisa seperti ini?sebegitu berpengaruh kah mereka di hidup Jungwon?

Jungwon menatap bayangannya di cermin, air yang mengalir menyentuh telapak tangannya mengingatkannya pada sesuatu. Sebuah ingatan yang kembali karena memiliki rasa yang sama.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"M-mencuci tangan."

"Hei. Dengarkan aku, bodoh. Sampai kapanpun, aku tidak akan membiarkan kau di sini, mengganggu kami dan menjadi parasit yang beruntung."

Begitu melelahkan hidupnya dulu, tidak diterima. Menjadi beban, atau apalah itu. Dia hanya bisa diam menerima semuanya, terkadang ada seseorang yang menguatkannya, tapi itu tidak cukup. Dia membutuhkan perubahan.

Jungwon meninggalkan semua pemikirannya, dia sudah melupakannya dia tidak akan mengingatnya lagi, biarkan semuanya berlalu. Dia berjalan menuju sebuah gantungan pintu dan meraih sebuah handuk kecil, menyeka air yang berada di wajahnya.

Dia kembali meletakkan handuk itu di sana dan berjalan ke dapur, setidaknya dia memiliki teh untuk minum. Semenjak dia sekolah, jarang sekali dia mengikuti kompetisi. Dia hidup menggunakan uang yang dia dapatkan dari kompetisi taekwondo dan juga uang pembinaan yang dia dapatkan dari menang lomba membawa nama sekolah.

Semuanya itu cukup untuk hidup Jungwon tapi tidak dengan gaya hidup yang harus dia paksakan, sekarang dia bukan Jungwon yang dulu, dia harus bisa menjadi Jungwon yang berbeda agar diterima.

Jungwon menyeruput teh hangatnya, berjalan ke kamar berharap agar dia tidak mengantuk nanti. Dia tidak sadar selama itu dia termenung. Jungwon kembali duduk, merasakan dirinya yang benar-benar lelah. Kembali meminum tehnya dan mengalihkan pandangannya ke jendela yang tertutup.

"Huh, aku membutuhkan udara tentu saja,"monolognya dengan berjalan menuju jendela. Dia membukanya dan tidak sengaja menendang sebuah kotak di samping lemari yang tidak jauh dari jendela.

Jungwon tidak terkejut, melihat semua barang di dalamnya yang berceceran. Dia berjongkok lalu meraih salah satu benda yang ada di sana. Sebuah kartu siswa di sebuah sekolah, sekolah yang berbeda dengan yang kini dia gunakan.

Yang Jungwon

Itu yang tertoreh di sana, Yang Jungwon. Jungwon menarik senyum simpulnya, berjalan menuju ke meja belajarnya dan meraih salah satu benda di dalam tasnya. Sebuah kartu siswa yang baru, yang sekarang dia gunakan.

GREEN SCREEN | JUNGWON YANG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang