Bab 2. Ingkar

282 17 32
                                    

Sudah lewat satu jam dari waktu yang ditentukan, namun Arka tak kunjung datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lewat satu jam dari waktu yang ditentukan, namun Arka tak kunjung datang.

"Arka kemana ya? Kenapa belum kelihatan juga?" batin Sheo. Ia sedang berada di rooftop. Matanya sibuk mencari Arka di bawah sana. Wajahnya menunjukan ekspresi penuh harap.

Suster Shabel hanya menatap Sheo lembut, "Si cantik masih mau nungguin Arka ya? Suster sih gapapa, tapi liat deh itu Pak Renal udah nungguin daritadi, kasian nanti kamunya dimarahin papa loh sayang."

"I-iya Suster, tapi kan aku belum pamitan sama Arka," ucap Sheo dengan muka sedih dan cemas.

"Udah, nanti Suster yang bilang ke Arka. Liat itu Pak Renal udah nunggu lama." Suster Shabel berusaha membujuk Sheo.

Sheo menunduk, menatap lantai rooftop. Banyak hal berenang di kepalanya. Matanya mulai panas, berkaca-kaca. Ia ingin menangis. Dadanya sesak, tak pernah terlintas di benaknya kalau akan seperti ini perpisahannya dengan laki-laki yang ia sayang itu. Lalu ia mendongak, melihat langit yang sudah gelap. Menahan air matanya sekuat tenaga, berusaha agar tidak jatuh. Tetap memaksa untuk menunggu. "Sebentar lagi," pikirnya. "Arka pasti datang."

Suster Shabel ikut sedih melihat Sheo. Ia memilih diam dan berhenti membujuk. Membiarkan gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Setelah 2 jam berlalu, akhirnya Sheo menyerah dan memilih untuk pulang bersama supirnya, Pak Renal. Ia turun dari rooftop dan berpamitan dengan Suster Shabel di bawah.

"Yaudah Sus, aku pulang ya,. Makasih udah nemenin selama 1 tahun aku disini, udah baik sama aku, sayang sama aku. Maaf kalau aku sering bandel, bikin kesel, ga nurut. Makasi ya Sus udah sabar sama aku. Aku sayang banget sama Suster Shabel. Titip salam buat Suster Nana juga ya." Sheo memeluk susternya dengan erat seakan tidak rela untuk berpisah. Ia tidak menangis, masih menahan air matanya.

"Iya cantik, kapan-kapan main kesini lagi ya? Supaya Suster bisa ketemu kamu lagi," kata Suster Shabel dengan suara parau sambil tersenyum lembut.

Suster Shabel menangis, mereka berdua memang sangat dekat. Suster Shabel membalas pelukan Sheo dengan sama eratnya, serta mengusap pelan punggungnya.

"Iya, Suster. Aku pasti mampir ke sini lagi untuk ketemu Suster, juga Suster Nana, dan Ar-"

"SHEO!" terdengar teriakan yang cukup keras hingga mengejutkan orang-orang disana, terutama pemilik nama tersebut.

"Arka?" Sheo menoleh. Ia terkejut, bingung harus bagaimana.

"Kamu mau kemana? Kok ngga ngabarin aku dulu? Maaf, jadwal perawatan diubah tiba-tiba. Aku ngga sempet ngabarin kamu. Kamu mau pulang?"

Arka panik. Nafasnya tersengal, jantungnya menderu cepat. Wajahnya menampilkan ekspresi cemas dan khawatir, serta penuh harap bahwa ini bukanlah perpisahan. Ia belum siap. Ia belum siap berpisah dengan Sheo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang