Arka benar-benar sudah menyerah dengan hidupnya. Keadaan memaksanya melakukan perawatan selama bertahun-tahun. Sangat melelahkan. Ia ingin mengakhiri semua ini. Namun, seseorang mengubah pikirannya. Secarik harapan muncul saat Arka berada di titik t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KRIIINGG! Sheo terbangun dari tidur siangnya dan segera beranjak untuk memeriksa keadaan diluar.
"Ooh, ternyata cuma alarm."
Bunyi alarm itu berasal dari lantai tiga, alarm darurat. Alarm akan berbunyi jika ada pasien membutuhkan bantuan khusus. Ini adalah Rumah Sakit Jiwa. Oh tidak, tidak, Sheo tidak seperti yang kalian fikirkan. Ia bukan orang dengan gangguan kejiwaan, melainkan mental. Tentu bukan tanpa alasan. Trauma di masa lalu membuatnya bisa sampai di tempat ini.
Gedung rumah sakit ini terbagi menjadi 3 lantai, setiap lantai memiliki pengobatannya sendiri. Mulai dari lantai 1 dengan level paling ringan, hingga lantai 3 dengan level paling berat. Sheo berada di lantai 1. Ya, mari bersyukur ia tidak terlalu parah sampai harus menginjakkan kakinya pada level yang lebih tinggi.
"Hai!" Sapa Sheo bersemangat sambil berlari kecil untuk memeluk penghuni favoritnya.
"Tau gak? Aku kangen banget sama kamu, Arkaaaaa!" Seru Sheo sambil memeluk Arka.
Pria itu hanya terkekeh pelan sembari membalas pelukan perempuan manis didepannya ini.
"Ih! Kamu tuh nggak kangen sama aku ya, Arka?" Sheo memasang wajah cemberut.
"Kamu ya, bukan gitu maksud aku. Pasti aku juga kangen sama kamu, Sheoooo. Karena udah seminggu kita nggak ketemu, jadinya aku malu." Jawab Pria itu dengan pipi yang memerah.
"Yaudah deh iyaaa, aku percaya. Kok pipinya merah sih? Gemes deh!" Sheo mencubit pipi Arka dengan gemas.
"Heh! Jangan cubit cubit pipi aku dong, sakit tau." Arka meringis.
"Oooh. Sakit ya aku cubit? Maaf ya Arka." Gadis itu merasa bersalah dan langsung mengusap pipi Arka pelan.
"HAHAHAHA. Sheo Sheo... Kamu tuh ada-ada aja. Ya gak sakit lah aku bercanda. Cubitan kamu pelan gitu. Lemes, kayak orang gak dikasih makan setahun, gimana mau sakit? cubit Arka lagi dong sini." Lelaki itu tertawa puas melihat tingkah lucu Sheo.
KRING KRING KRING!!
Bel makan siang berbunyi, semua pasien harus masuk ke kamarnya masing-masing untuk makan siang.
"Yah udah bel, dadah Sheo. sana gih masuk, apa mau Aku anterin?"
"Huh. Padahal aku kangen banget sama kamu, cepet banget sih masuknya. Kesel deh." Gadis itu terlihat kesal dan cemberut.