2🌺

469 54 24
                                    

Katakan saja Ia memang nekat. Tapi Ia hanya ingin mewujudkan salah satu dari daftar harapannya. Sejak menikah apa yang menjadi keinginan Tia hanya dapat Tia tulus. Entah kapan bisa mewujudkannya yang penting sudah menuliskannya.

Bukan Ia tak sedih setelah masalah dengan sang suami. Juga meninggalkan anaknya. Tapi Ia sudah berusaha menghubungi sang suami dan tak di respon.

Ia juga mencoba menjemput Desta ke bimba sayangnya sudah satu minggu ini desta tak masuk dengan alasan akan ke rumah neneknya.

Jadi, jangan salahkan jika Ia berada di sini sekarang. Incheon airport.

Meski lulus dengan jurusan farmasi tapi Bahasa Inggris tia bisa di bilang di bawah rata-rata. Hanya standar sekali yang Ia bisa. Mungkin karna Ia memang tak tertarik dengan bahasa. Lalu bagaimana dengan bahasa korea? Ya, jika hanya mianhae, saranghae, gomawo dia bisa. Sisanya Ia mengandalkan mesin penerjemah atau bertanya pada Sarah dan Nana yang bahasa korea mereka sudah di berada di tingkat lebih dari rata-rata.
Apalagi sarah yang memang pernah bekerja di korea

Mau kemana Ia sekarang?

Tia menyesal mengapa dulu Ia tak sering berpergian sendiri saat muda. Jadi Ia tau caranya beradaptasi. Mau bagaimana lagi Ia adalah seorang anak bontot dari 8 bersaudara. Ia punya tiga kakak laki-laki yang sudah tiada satu. Lalu 4 kaka perempuan. Membuatnya selalu di jaga dan di temani kemana-mana. Membuatnya juga jadi lebih manja.

Harusnya Dulu Ia lebih menjelajah dan mencoba banyak hal..

"Hah .. kemana nih. Ngga lucukan telfon sarah?" Tia menatap ponselnya. Untung saja Ia sudah memasang roaming kartunya hingga tetap bisa di pakai di negara ginseng itu.

Sebenarnya satu-satunya tujuan yang Ada di kepala Tia hanyalah menemui Heechul.

Pria luar biasa tampan yang di sebut banci oleh suaminya. Mengesalkan..
Belum lagi ucapan suaminya yang memintanya berkaca. Belum tau saja suaminya bahwa Ia sudah benar-benar bertemu Heechul dan bahkan Heechul menyambutnya dengan baik.

Tia mengingat-ingat jadwal Heechul. Dimanakah pria itu harusnya hari ini pada jam segini.
Untung saja dia benar-benar fans yang cukup hafal jadwal sang idola.

"Dia pasti sudah di studio JTBC"

Tia memutuskan untuk ke sana. Menarik kopernya dan bergegas mencari taxi. Ketemu atau tidak urusan nanti yang penting usaha dulu..

.
.

Sudah tiga jam Tia menunggu di sana. Heechul belum juga muncul. Ya, mungkin juga Ia tak lihat. Memangnya apa yang ia harapkan Heechul muncul begitu saja di depan matanya?

Matahari sudah bertukar tugas dengan bulan. Menunggu di depan sana berjam-jam dengan membawa koper tentu saja mengundang perhatian tersendiri. Tia tidak tau harus menunggu sampai kapan. Pinggang dan kakinya sudah terasa tak nyaman. Bagaimanapun faktor unur mengetahui. Apalagi dengan udara yang mulai dingin itu.

Menyerah saja kah? Ia pergi saja dan mencari penginapan? Tapi mengapa tak rela rasanya..

Tidak, Ia akan menunggu di sana bahkan jika harus menunggu sampai besok.

.
.

Kepala Tia nyaris terantup koper karna mengantuk. Tia merasa mengantuk juga lapar.

"Apa Heechul oppa benar-benar sudah pulang?" Tanya Tia. Ia melirik jam tangannya  sudah jam 9 malam.

Heechul mungkin benar-benar sudah pulang sekarang. Tia menganggukan kepalanya. Meski tak rela Ia pun berdiri dan menarik kopernya berjalan perlahan.

Sudah menunggu lama, sudah lapar, sudah mengantuk. Tia juga harus terkejut dengan suara klakson mobil.
Bahu Tia terangkat, sungguh Ia benar-benar terkejut hingga mendadak merasa lemas. Tia cepat-cepat menggeser tubuhnya.

RunLoveAwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang