🌺 Extra Part 🌺

389 44 13
                                    

Mata Tia terus menatap jalanan seoul, sebentar lagi Ia akan benar-benar meninggalkan jalan yang sering Ia lalui bersama Heechul.

Tak ada pembicaraan apapun antara Tia dan Dudi. Tia bahkan tak sekalipun menatap suaminya itu. Membuat Dudi juga tak bisa melakukan apapun selain ikut diam. Sesekali Ia melihat Tia yang nampak begitu sedih.

Sepertinya Ia memang sudah sangat bersalah pada Tia. Sepertinya Ia memang sudah sangat terlambat.

...
...

Tia dan Dudi sudah tiba di bandara. Dudi membantu Tia menarik koper. Tia masih tak bicara hanya terus mengikuti langkah Dudi.

Tubuh wanita itu memang ada di sana tetapi tidak dengan jiwanya. Dudi menguatkan langkahnya hingga mereka berhenti pada perbatasan dimana mereka harus melakukan cek in.

Tia ikut berhenti dan menoleh.

"Ada apa?" ..

Dudi tak menjawab, Ia hanya menatap Tia dengan lekat. Rasa menyesal memenuhi dadanya. Harusnya Ia tak menyinyiakan Tia. Harusnya Ia lebih cepat menyadari kesalahan.
Harusnya Ia tak bekerja begitu keras hingga menelantarkan istrinya.
Harusnya Ia tak mengartikan bahwa hal yang membuat Tia bahagia hanya uang.

Harusnya Ia tak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah Ia dapatkan.

"Ayah.."

Dudi nampak berusaha untuk tersenyum.

Kemudian Ia mendorong koper yang Tia bawa ke arah Tia.

"Aku mungkin suami yang begitu buruk. Tapi aku tidak berbohong saat aku katakan aku ingin membuat mu bahagia. Sudah ku katakan juga sejak pertama kali aku meminta mu menjadi kekasih ku hingga saat ini. Aku hanya ingin kau dan Desta bahagia. Aku hanya ingin kalian bisa mendapatkan hidup yang baik. Itu tak akan pernah berubah."

Tia menatap Dudi tak mengerti apa maksud Dudi.

"Pergilah.. pergilah kemanapun kamu ingin pergi. Kamu tidak perlu mengorbankan kebahagiaan mu untuk siapapun. Sudah cukup yang kau lakukan untuk kami. Aku yakin Desta pun tak ingin jika demi dirinya ibunya harus bertahan dengan orang yang tak lagi dia cintai. Kau bisa menemui Desta kapanpun.. kau bisa membawanya. Dengan siapapun pilihan mu.. Desta tetap putra mu... "

"Ka.."

Dudi tersenyum. "Aku tau hatimu sudah tertinggal di sini bukan? Dia memang jauh lebih baik ku. Dia memberikan semua hal yang bisa membuat mu bahagia. Terlalu egois jika aku memaksa mu kembali sedang aku tak sanggup untuk benar-benar membahagiakan mu."

Dudi terdiam sesaat. Ia menatap Tia dengan lebih lekat.

"Aku minta maaf.. karna melanggar janji ku. Janji untuk terus membuat mu bahagia. Maaf karna kau harus membuang waktu mu untuk pria seperti ku... Maaf kalau kau harus terluka karna ku... "

"Aku mencintaimu.. dan tidak pernah berubah. Bukankah cinta juga tentang merelakan?"

Tia menggigit bibirnya. Ia tak tau harus mengatakan apa. Ia menyayangi Desta. Tapi hatinya mungkin memang sudah di miliki oleh Heechul.

"Aku harap kau akan mendapatkan kebahagiaan mu. "

Dudi melangkah mendekat, Ia menggapai kepala belakang Tia. Mengusapnya dengan lembut. Lalu mengecup sisi samping kepala Tia.

Air matanya terjatuh namun, Ia berusaha untuk tak terisak. Ia terus mencium kepala Tia dengan dalam.

Seolah semua kenangan di antara mereka sedang terputar ulang. Dudi membenci kebodohannya. Ya, memang benar. Sesuatu akan terasa lebih berarti saat Ia telah kehilangan.

Hati Dudi berdenyut nyeri. Tidak mudah merelakan sesuatu yang sudah sangat lama menjadi miliknya. Tapi Ia juga tidak bisa egois bukan?

Tia mungkin masih jadi alasannya untuk bertahan, untuk bahagia. Tapi Ia sudah bukan lagi menjadi alasan untuk Tia.

Jika Ia memaksa dan menutup mata. Ia hanya akan semakin melukai Tia.

Ia hanya seolah memenjarakan Tia.

Dudi menghapus air matanya. Sebelum Ia melepaskan diri dari Tia.

Sekali lagi, Ia menatap Tia. Mungkin untuk yang terakhir. Tangan Dudi terulur dan menyentuh pipi Tia.

Hatinya benar-benar terasa sakit saat ini. Dudi tak sanggup untuk bicara lagi. Ini sudah melebih batas kemampuannya. Ia tersenyum lebar pada Tia. Tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Lalu melepaskan tangannya dan menarik kopernya pergi.

Satu persatu bulir air mata kembali membasahi pipi Dudi. Dudi menutup mulutnya dengan satu kepalan tangannya. Ia terus melangkah pergi.
Entah seperti apa Ia harus menggambarkan keadaan hatinya saat ini.

Sedangkan Tia hanya tetap berdiri di tempatnya.

Air matanya juga berjatuhan. Tapi Ia juga tak bisa untuk menyusul Dudi. Bukankah ini juga tak adil jika Ia kembali tapi hatinya sudah tak lagi pada dudi?

Jika dia harus kembali. Ia ingin kembali bersama hatinya. Bukan hanya raga yang terpaksa.

Dia masih butuh waktu untuk menyendiri dan berfikir. Kali ini benar-benar menyendiri..

Tanpa Dudi, tanpa Desta, tanpa keluarganya, tanpa cake nation, tanpa superjunior dan tentu saja tanpa Kim Heechul...

Ia butuh waktu untuk meyakinkan dirinya tentang apa yang benar-benar Ia mau.

***🌺***

Happy Reading ❣️

RunLoveAwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang