17🌺

272 43 26
                                    

Heechul dan Tia mereka berdua mematikan ponsel mereka. Saat ini keduanya sedang duduk menatap sungai han yang tenang. Di tangan Heechul sedang memakan oden yang Ia beli di mini market tadi. Juga meminum sekaleng cola. Ia makan dengan bersandar pada Tia.

Sedangkan Tia hanya bisa menelan air mineralnya. Mau bagaimana lagi selain tak boleh sama heechul Tia sendiri tak mau merusak Dietnya.

"Tia.."

"Nde oppa...".

"Menurut mu Apa konser kami akan berjalan lancar? Ah.. tidak.. apa aku akan melakukan dengan baik?"

"Tentu saja..."

Heechul menganggukan kepalanya. Menghabiskan odennya beserta kuah-kuahnya. Lalu kembali bersandar di pundak Tia dengan memeluk lengan Tia.

"Aku sudah pernah bertanya belum sih? Kenapa kamu menyukai ku??"

"Oppa tampan"

Heechul tertawa kecil. "Gomawongggg" ucapnya menggemaskan. Berbeda sekali dengan Heechul yang marah-marah tadi.

"Sebenarnya aku hanya ingin mendengar pujian-pujian saja..." Ucap Heechul lagi.

"Oppa tampan, kulit mu seputih susu, wajah mu tirus, bisa bernyanyi, bisa menari, lucu,serba bisa..."

Heechul menganggukan kepalanya.

"Apa lagi.. apa lagi?"

"Euhm... Cerdas.. ya meski tidak tentang pelajaran, jujur, sama sekali tidak pelit... Dan akan sampai konser kalau oppa meminta ku menyebutkan semuanya" ucap Tia.

"Kau terbaik memang" ucap Heechul. Kemudian menutup matanya.

"Oppa tidur?"

"Emm.. sebentar saja"

"Pulang saja yuk. Di sini dingin nanti oppa sakit."

"Tidak apa sebentar lagi. Aku dan Hara sering seperti ini biasanya. Sudah lama aku tidak melakukan ini"

Mendengar nama Hara di sebut. Tia pun mengalihkan pandangannya dari ke Heechul menjadi ke sungai Han.

Ia menatap lurus dan lekat, tersenyum getir. Apa yang sebenarnya Ia sedang cari sekarang?

Dia tak sebodoh itu untuk menganggap Heechul menyukainya bukan?

Persaingan tersulit mendapatkan hati seseorang adalah saat harus bersain dengan orang di masa lalunya yang sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Karna bahkan tanpa raga pun. Hara masih terus memenangkan hati Heechul. Entah sampai kapan posisi itu akan terganti.

"Oppa.. "

"Mm?"

"Apa kau akan menikah jika sudah menemukan orang yang tepat?"

Heechul menggeleng. "Tidak.. untuk apa. Menikah tidak menyenangkan" jawab Heechul tanpa membuka matanya.

Tia menghela napasnya. Rasa sakit benar-benar menyelimuti hatinya.  Hingga tanpa Tia sadari bulir air matanya terjatuh.

Dimana pun Ia berada, tak ada yang benar-benar menginginkannya..

.
.

Dengan langkah yang lemah, Tia masuk ke dalam apartemen yang lampu tengahnya masih menyala.

Ia cukup terkejut melihat, Ara, Adel, Ian, Shindong dan Henry  masih berkumpul di ruang tamu. Anak-anak sudah tidur. Bahkan bila pun sudah nampak lelap di sofa dengan menggunakan paha Adel sebagai bantalan. Di tangannya masih menggenggam buku.

RunLoveAwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang