Chapter 3

1.9K 314 41
                                    

HAPPY READING!

Yibo berjalan keluar dari ruangannya setelah selesai mewawancarai untuk sekertaris barunya namun tidak ada yang becus, menurut Yibo.

Dengan wajah musam nya ia terus berjalan sampai ke lift, di sana tidak sengaja berpas-pasan dengan Fanxing sang adik ipar. "Yibo-ge." panggil Fanxing saat Yibo ingin melewati nya begitu saja.

"Emn?"

"Apa kau liat Sean-ge?" tanya Fanxing sejak tadi tidak melihat gege nya kembali. Dia hanya menemukan sebuah kartu ATM Gold di ruang ganti, yang ia yakin itu milik Yibo.

"Tidak." jawab Yibo.

"Sungguh ge? Aku tidak menemukan Sean-ge sejak tadi, aku hanya takut dia kenapa-kenapa. Kau tau kan Sean-ge hilang ingatan." cemas Fanxing menggenggam ATM gold di tangannya.

"Itu ATM milik ku." ucap Yibo menunjuk ke ATM nya.

Fanxing pun langsung menyerahkan nya kepada Yibo. "Aku menemukan nya di ruang ganti." jelas Fanxing.

"Kenapa ATM Yibo-ge bisa disana?" tanya Fanxing lagi.

"Aku memberikannya pada Sean." ujar Yibo.

Seketika Yibo mau pun Fanxing terdiam sejenak. "Sean-ge sungguh ceroboh! Dia sungguh berbeda dari yang dulu." ujar Fanxing kesal, dulu Sean adalah sosok yang tidak pernah meninggalkan barang, dia juga sosok yang sangat pendiam penuh kasih sayang.

Yibo tak menanggapi ucapan Fanxing, ia terus berjalan sampai keluar kantor di ikuti oleh Fanxing di belakang nya.

Yibo dan Fanxing memutari seluruh wilayah sekitarnya. Tidak mungkin kan Sean pergi jauh jauh dari sini. "Ge, kenapa Sean-ge tidak ketemu-ketemu? Apa dia di culik? Sean-ge orangnya sangatlah lemah dan penakut. Huh, dia sungguh menyusahkan." keluh Fanxing cemas sekaligus kesal bersamaan.

"Diam." ujar Yibo singkat dan dingin. Dia tidak suka seseorang yang banyak bicara.

Fanxing membisu tak berani untuk bicara lagi, ia hanya melihat lihat ke pinggir jalan. Hujan semakin deras dan berkabut.

Sementara Yibo matanya terdiam tepat di sebuah halte berisi pria pria berbadan besar namun hanya satu pria berbadan tinggi dan langsing disana. Tanpa menunggu lama Yibo sudah pastikan itu adalah Sean.

Tunggu! Yibo kembali menyipitkan matanya melihat adegan tak ia sangka sangka. "Sean melawan nya??" gumam Yibo melihat Sean menumbangkan beberapa pria berbadan besar itu.

Fanxing yang tadi sedang sibuk mencari di arah lain langsung beralih ke Yibo yang masih memegang stir mobil namun matanya tertuju pada sebuah halte dimana banyak orangnya.

"Sean-ge?!" pekik Fanxing.

||||||||

Zhan tidak suka ketenangannya diganggu, ia menatap tajam beberapa pria berbadan besar itu.

"Kau sungguh manis." ucap nya.

Ia masih diam tak menggapainya, matanya terus memperhatikan jalanan kosong yang sudah dibasahi air hujan. Seolah tak ada seorang pun di sekitar Zhan.

"Hey manis kau mendiami kami?" geram pria itu dengan tidak sopan dia mendekati Zhan dan menyentuh tubuh Zhan.

"Cih, sudah ku peringati tadi. Jika kalian maju selangkah akan ku hancurkan tubuh kalian!" serius Zhan. Untung saja dulu Zhan pernah belajar taekwondo sebelum ia bertemu dengan si brengsek Wangji.

Parallel World [Yizhan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang