07. Selingkuh.

1.7K 335 85
                                    

Sore berganti dengan cepat, Lisa sudah menyiapkan takjil untuk di jual hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore berganti dengan cepat, Lisa sudah menyiapkan takjil untuk di jual hari ini. Teman-teman nya juga sudah berkumpul di rumah Lisa, membawa takjil masing-masing untuk di jual di rute mereka.

“sorry ya gue gabisa ikut.” Lisa meringis saat memberi  termos besar berisikan es batu ke Eunha.

Yang lain nampak mengangguk, tak masalah. “udah buat kue nya?” tanya Mina.

Mereka berlima berdiri di depan rumah Lisa, Chandra sama Bunda nya lagi main kerumah Jevan. Biasalah mereka mah.

“udah, baru dapet tiga toples nih, gue mau lanjut lagi.” jawab Lisa. Mina yang tadi bertanya pun mengangguk.

“yaudah kita-kita berangkat dulu ya?” pamit Rosa dan Lisa mengangguk membuat ke Lima teman nya itu segera naik ke motor, melambaikan tangan pada Lisa yang kini ikut melambaikan tangan nya.

“hati-hati ya!”

Ke Lima teman nya itu mengangguk mendengar perkataan Lisa, sembari mengacungkan jempol nya—mereka berlalu. “ASSALAMMUALAIKUMM!!” Salam mereka secara bersamaan.

Lisa yang mendengar nya sedikit terkekeh kemudian mengangguk kecil. “waalaikum salam.” tanggap nya pada salam yang di berikan teman nya.

Lalu Lisa berbalik, memasuki rumah nya dan menutup pagar hitam yang sudah berkarat itu dengan hati-hati. Setelah sampai di dapur, Lisa duduk untuk membentuk adonan nastar. Menaruh selai nanas ke dalam nya lalu di bentuk dan di taruh di loyang.

Itu terus yang ia lakukan sambil menunggu enam loyang yang berada di dalam dua oven matang.

Drrtt.

Pandangan Lisa teralihkan saat ponsel di sebelah nya bergetar, nama Bunda tertera disana sebagai panggilan masuk. Langsung saja Lisa menaruh adonan nya dan mengelap tangan nya, sebab tangan nya terasa berminyak.

“assalamualaikum bun, kenapa?” tanya Lisa langsung ketika panggilan terhubung.

Di sebrang sana bunda nampak berdeham. “masih buat kue gak?” tanya nya.

Tahu-tahu Lisa mengangguk mendengar pertanyaan itu, gerakan refleks untuk menanggapi pertanyaan. Meskipun Bunda tak melihat nya. “masih, Lisa lagi bentuk doang. Kenapa emang nya?”

“buat disini mau gak? Di rumah Jevan, dari pada di sana sendirian.” Kata Bunda, membuat alis Lisa tertaut dengan bingung. Merasa ada yang aneh.

“loh? Gak kenapa-kenapa kali bun aku sendirian, emang ada apaan? pasti ada sesuatu nih, Biasanya bunda anteng aja main dirumah Bunda jevan.” tutur Lisa, sambil sesekali mengecek nastar yang berada di oven.

Di sebrang sana terdengar kekehan Bunda. “ini si jevan mau kamu buat disini katanya, dia mau bantu.”

“loh kaki nya kan masih sakit?” kata Lisa, gadis itu sedikit menghembuskan nafas nya dengan pelan. Kira-kira apa lagi yang di lakukan laki-laki itu.

RAMADHAN! (ft. 97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang