06. Jealous again

1.8K 377 163
                                    

Setelah siang tadi mengantarkan Jevan ke rumah sakit untuk melakukan Rontgen pada pergelangan kaki nya—Lisa sudah kembali kerumah, sesuai janji Lisa pada Jevan yang akan menemani laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah siang tadi mengantarkan Jevan ke rumah sakit untuk melakukan Rontgen pada pergelangan kaki nya—Lisa sudah kembali kerumah, sesuai janji Lisa pada Jevan yang akan menemani laki-laki itu.

Katanya pergelangan kaki Jevan tergeser tulangnya yang membuat pergelangan itu terpaksa sedikit di beri gerakan untuk mengembalikan tulang nya ke tempat semula.

Kata Jevan ngilu dan sakit, oleh sebab itu Jevan menangis kejer ketika tulang nya di pindahkan agar pergelangan kaki nya dapat kembali seperti semula. Pergelangan kaki nya juga membengkak parah, benar-benar berakibat fatal karena jatuh kemarin.

Sekarang anak itu sudah dirumah nya, beristirahat dan tidak puasa. Kata dokter juga harus minum obatnya teratur untuk menghilangkan rasa nyeri nya dan Jevan tidak bisa berjalan untuk seminggu kedepan.

Atau lebih.

Kaki nya juga di gips.

Kini Lisa sudah sampai dirumahnya sendiri, gadis itu merebahkan dirinya sejenak di sofa. Karena setelah ini dia akan ke pasar untuk belanja kebutuhan kue dan beberapa kekurangan untuk membuat bahan makanan takjil.

Sesuai yang di rundingkan semalam, yang menjual takjil teman-teman nya sedangkan ia membuat kue.

“udah nganter si Jevan?” Tanya Bunda, tiba-tiba sudah muncul dan duduk di sebelah Lisa.

“udah bun.” jawabnya sambil mencium tangan bunda, lalu matanya melirik kesana kemari. Terasa sepi rumah ini. “Chandra kemana bun?” tanya Lisa.

Bunda menguap sebentar, biasanya jam segini Bunda tuh nonton televisi. Film india gitu. “dirumah Jendral, lagi main. Biasalah beban keluarga, pagi-pagi udah nongkrong di rumah orang palingan balik cuman numpang mandi sama makan abis itu tidur.” Jawab Bunda, sekaligus mencibir.

Gak beneran ko bilang beban keluarga, gitu-gitu bunda sayang sama Chandra. Kalau tidak ada Chandra rumah akan terasa sepi.

“Emang nya kamu gak liat? Kan tadi abis nganterin Jevan pasti kerumahnya.” Ujar Bunda lagi.

“aku gak masuk, langsung pulang biar Jevan istirahat. Lagi pula masih pagi, kan masih KBM bun? Emang gak belajar atau ngerjain tugas tuh anak?” tanya Lisa lagi.

Bunda nampak mengangkat kedua bahunya. “gatau, tadi si bawa laptop sama hape. Palingan belajar dirumah Jendral, tau sendiri mereka berdua lengket kaya perangko. Berasa dua anak kembar terpisah.” decak Bunda.

Lisa terkekeh, mendengarkan Bunda sambil memainkan ponselnya. “Jangan bilang mereka ternyata saling suka.” desis Lisa, menghentikan sejenak memainkan ponselnya.

RAMADHAN! (ft. 97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang