4

790 63 0
                                        

Kerjaan seharian phuwin hari ini hanya menatap mork,. Dia berpikir ulang karna kejadian kemarin.
Masa iya dia itu benalu,parasit..

"Hahhhh..."
Phuwin menempelkan pipi kanannya diatas meja, lelah mental dia ngadepin semuanya.

Tangan mork dengan sigap menepuk pelan rambut phuwin, dia tau kalo nih cewek lagi bingung. Apasih yang gak mork tahu-tempe
"Masih mikirn itu?"

Anggukan pelan phuwin menjawab semuanya.

"Gw tinggal kekantor ya.."

Phuwin otomatis meneggakkan tubuhnya, bibir juga ikut-ikuttan mengerucut.
"Ihhhhhh.. gak mau, kamu disini ajah."
Matanya udah mulai berkaca-kaca, kebiasaan phuwin kalo lagi gak fit. Manjanya ngalah-ngalahin orang PMS
Gak dia mork aja sih sebenarnya, tapi ke semua yang deket sama dia.

"Lagi mau ada kunjungan,pi.. ntar sore aku kesini lagi."

Makin cemberutkan si phuwin, malah sekarang dia nangis sesenggukan.
Bikin naravit menghela nafasnya, paham betul dia sebentar lagi bakalan dimaki sama nih phuwin. Tinggal hitungan detik aja

"Yaudah pergi sana, gak usah peduliin.. aku mau minta perhatian ke neo aja."

SHIT

Sekarang malah gantian mork natap tajam ke phuwin; dia gak suka aja deh kalo ada masalah terus omongin seseorang dimasa lampau.
Kayak dia itu gagal aja sama hubungan yang udah terjalin. Walaupun banyak gangguan.

"Aku kesini nanti sore.."
Mork sedikit mendekatkan dirinya kearah phuwin yang enggan melihat dia balik.
Mencium kening cuman jalan satu-satunya bikin phuwin seperempat lebih tenang.

"Apasih, pergi ya pergi aja gak usah drama."
phuwin mendorong tubuh mork setelah mencium keningnya..

Mork masih diam,. Namatin muka si phuwin. Dia kangen hal manis yang dilakuin mereka berdua sebelum hari ini.

.
.
.
.


Earth menangkap perubahan sikap naravit selama kunjungan disalah satu perusahaan, yang mengharuskan mereka berdua sedikit terlambat balik ke kantor.
Sesekali mork ngelirik kearah jam tangan.
Dan menarik rambutnya kearah belakang.. persis kayak orang frustasi.

"Lapar lu ya?"
Earth akhirnya gak tahan buat nanyak ke mork.

"Hah?"
"Oh enggak.. "
Mork lagi dan lagi ngelirik jam tangannya, ini sudah cukup terlambat. Dia tadi bilang akan menemui phuwin. Sekarang udah nunjukkin pukul 7 malem, bukan jam sore lagi.

Makin kacaukan mork, dia bakalan kena amuk. Apalagi selama kunjungan tidak diperbolehkan memegang hp. Dan harus keadaan silent, sudah peraturan.

"Santai vit, bentar lagi selesai. Lu kayak ciri-ciri suami yang takut sama istri deh."
Canda Earth.

Naravit cuman mesem. Bukan takut, tapi care.

...

Selesai kunjungan dia langsung meleset gunain mobil pribadi miliknya yang udah beberapa hari makir didalam parkir karyawan.
Pukul udah nunjukkin jam 9 malem.

Naravit sudah terbiasa langsung masuk kedalam rumah phuwin. Dia punya kunci cadangannya.
Pas mau masukkin kunci; pintu terbuak dari dalam. Ada phuwin dengan raut muka yang tak bisa terbaca..

"Pulang."

Mork enggan menerima perintah, dia tetepa berdiri didepan pintu.

"Aku barusan selesai kunjungan, dan langsung kesini.. udah makan belom?"
Bersikap seperti gak ada apa-apa, naravit tetep santai ngadepin sikap phuwin yang udah kayak kutub utara, dingin.

"Udah."
"Pulang sana.."
Phuwin mendorong sekali lagi badan mork, udah 2x ini dia melakukan hal diluar keinginan.

"Bentar,.."
Naravit menelisik muka bantal phuwin yang terlihat jelas. Mungkin dia nungguin mork sampai ketiduran.
Mork udah ada rencana, kalo suatu hari ini nanti mereka real rumah tangga, dia gak akan kerja kantoran. Bakalan bikin usaha sendiri dirumah. Jadi hal kayak gini gak kan terulang lagi. Selain, bisa mantau phuwin dia juga pingin gedein usaha bakery yang udah dirintis sejak SMA.

"Aku pulang dulu.."
Mork tetep berpamitan walaupun si phuwin gak ngerespon. Bisa ketemu dan natap muka phuwin itu vitamin tersendiri buat mork.

"Selangkah lagi, kamu gak boleh nginjakkin kakimu kesini lagi."

Mork langsung terdiam ditempat, dia mencoba dikit-dikit membalikkan tubuhnya secara perlahan.
"Kok gitu sih?"

Phuwin tuh ga bisa seharian ngambek sama mork, dia itu bakalan luluh ngeliat muka panik mork. Seneng ya gitu ya; aneh emang.

Kali ini bukan mork yang maju duluan; tapi phuwin. Dia mengambil langkah lebar, memeluk mork..
Memejamkan kedua matanya, menikmati kenyamanan dipelukan mork.

Mork sempet terkekeh dengan tingkah phuwin.
Mana bisa sih, marahan. Kalo udah sama-sama terikat. Walaupun phuwin masih belom meresmikan hubungan. Mork tetep akan nungguin.

"Kangen ya?"
Mork menepuk kepala belakang phuwin, menepuk lembut.

"Enggaklah.."
Omongan sama tindakan beda banget,.dasar phuwin.

Mork menyukai apapun yang dilakuin phuwin; dia gak pernah sekalipun membentak. Atau mengomentari style phuwin.
Phuwin dari dulu emang punya rambut pendek mirip cowok. Dan mork enggak mempermasalahkan itu. Yang penting phuwin nyaman dengan itu, silahkan.
Dia gak terlalu meminta lebih dalam hubungan..

TEMAN TAPI MENIKAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang