7. Marah

128 26 1
                                    

Waktu sudah hampir tengah malam membuat Jieun mau tak mau merasa khawatir pada remaja yang numpang di rumahnya.

Jungkook belum juga pulang padahal seingatnya remaja itu selalu sudah ada di rumah sebelum pukul 10 malam. Lalu, kemana Jungkook sampai selarut ini?

Jieun menggigit bibir bawahnya, kakinya sedari tadi tak henti-henti mondar mandir di ruang tengah. Sebelah tangannya memegang ponsel sesekali mengecek apakah ada notif pesan atau panggilan yang terlewat dari Jungkook namun tetap saja hasilnya nihil.

Semua pesan dan panggilannya tak ada yang masuk menandakan bahwa nomor Jungkook sedang tidak aktif.

"Aish...kemana sih dia!" bahkan tanpa sadar mulutnya sedari tadi menggerutu tidak jelas.

Jieun sudah menyiapkan hati, jiwa raga serta otaknya untuk memarahi Jungkook ketika remaja tanggung itu datang nanti. Biarkan saja. Siapa suruh membuatnya khawatir setengah mati.

Ceklek!

Hembusan nafas lega terdengar sesaat setelah bunyi pintu terbuka menampakan sosok yang sedang ditunggu.

Sosok itu melangkah gontai, suaranya bahkan terlalu lemah untuk di dengar.

"Aku pulang..." lirihnya tampak lesu dan suram.

Sayangnya, Jieun kepalang ingin marah hingga sinyal lemah yang di tunjukan Jungkook tak sanggup di tangkap olehnya.

"Kau kemana saja, Jungkook?"

Jungkook diam di tempat. Tatapannya bahkan lesu, lalu tanpa menjawab menyeret kakinya yang lemah menuju kamar, melewati Jieun begitu saja.

Jieun yang merasa di abaikan justru semakin emosi di buatnya.

"BERHENTI!"

Sesuai perintah, Jungkook menghentikan langkahnya namun badan itu tak berbalik tetep diam membelakangi gadis yang siap mengoceh panjang lebar padanya.

"Aku sedang bicara padamu tapi kau malah diam dan pergi begitu saja. Dimana sopan santunmu, Jeon Jungkook!"

Jungkook terpaksa berbalik..."maaf..."

Alis Jieun menjuat semakin tinggi. Hanya itu? Hanya satu kata saja? Jieun sedang butuh jawaban lengkap.

"Kau dari mana saja sampai pulang selarut ini?"

Jungkook sudah mau membuka mulut namun ucapan yang sudah di ujung lidah terpotong begitu saja...

"Setidaknya pastikan ponselmu aktif dan mengabariku kalau kau pulang terlambat. Jangan membuatku seperti orang gila. Aku cemas kau belum pulang dan aku menunggumu tanpa kabar apapun. Kau sudah dewasa jadi berhenti merepotkanku!" kesalnya.

Setelah mengatakan keluh kesahnya dengan emosi membuncah, Jieun tampak sibuk mengatur nafasnya sendiri. Sedangkan Jungkook hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Jadi aku merepotkan yah?" tanya Jungkook dengan nada rendah. Pandangannya turun ke bawah.

Sejujurnya dia lelah. Baru saja bertemu ibunya sendiri, mendengar kata-kata mengusir nan menyakitkan sekarang di tambah Jieun memarahinya tanpa tahu apapun.

Jieun yang mulai reda emosinya tampak tertegun sebentar. Mulai menyadari ada yang aneh dengan Jungkook. Anak itu seperti bukan Jungkook yang ia kenal banyak tingkah dan genit.

"Bukan begitu maksudku. Hanya_"

"Aku mendengarnya dengan jelas, Nuna!"

Kini, rahang Jungkook mengeras tanda ia sedang marah.

"Kau yang membuatku mengatakannya tanpa aku kontrol. Aku hanya khawatir dan kau seenak jidat pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku. Kau pikir apa itu sopan? Aku ini lebih tua darimu dan ibuku menitipkanmu padaku..."

Jungkook kembali terdiam sebelum kata-kata Jieun selanjutnya membuat akalnya seolah terbang bersama kakinya yang ia hentak menuju keluar apartemen.

"... Orangtuamu membuangmu dan tidak ada siapapun lagi yang bisa menampungmu. Kami sudah menolongmu, jadi berhenti bertingkah konyol dan patuhi aku!"

Tepat setelah mengatakannya beserta emosi yang meluruh dengan mata menatap Jungkook hampir pergi meninggalkan apartemannya. Jieun tersadar bahwa kata-katanya sudah keterlaluan.

Menyisakan gema dari suara Jungkook beserta pintu yang menutup dengan keras.

"Maaf aku merepotkanmu dan aku akan pergi dari sini!"

Jieun tertegun di tempatnya. Air matanya mulai menggenang bersamaan dengan penyesalan yang meluap.

"Apa yang baru saja aku lakukan?"

🍁Unexpected Love🍁


Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang