19 - Bakti

28 1 0
                                    

Note:

Chapter 18 & 19 usia bayi mereka sekitar empat menuju lima bulan.

***

Kali ini Daniel merilis podcast bersama orangtua di channel youtube mereka.

Dimulai dari segmen Q&A bersama kedua orangtua dan juga kedua mertuanya.

"Gimana nih, perasaannya menjadi seorang Ayah?" tanya Ayah Jihyo.

"Senang, bersyukur, dan bahagia." jawab Daniel sambil tersenyum.

"Maka seperti itu juga suka cita kami sebagai orangtua ketika kalian lahir ke dunia." celetuk Ibu Daniel.

Kemudian Jihyo pun datang bersama dengan bayinya.

"Wah.. Cute nya cucu kita ini." gemas Ibu Jihyo.

Bayi di gendongan Jihyo kini beralih ke pangkuan Ibunya Jihyo yang duduk di sebelah Daniel.

"Mirip Daniel banget, kan?" tanya Ibu Jihyo sambil memperlihatkan wajah bayi Daniel dan Jihyo ke arah kamera.

"Iya, mirip waktu kecil." jawab Ayah Daniel.

Ibu Daniel mengangguk setuju.

Posisi duduk mereka bertujuh saat ini adalah Daniel dan Jihyo yang duduk di tengah sambil diapit oleh kedua orangtua mereka.

Tiba-tiba Jihyo langsung menangis saat menatap Ibunya.

"Kenapa menangis, Sayang?" tanya Daniel khawatir.

"Aku teringat momen saat melahirkan, sakitnya sungguh luar biasa." jawab Jihyo.

Daniel kemudian langsung memeluk Jihyo.

***

Tayangan berganti menjadi layar hitam disertai tulisan.

Ibu sambut kehadiran kita dengan taruhan nyawanya.

Kasih sayang dan cinta Ibu pada kita mengalahkan rasa jijik dan letihnya.

Qoute from ig: @abunnada


***

"Kita sebagai anak memang nggak akan pernah mampu membalas jasa kedua orangtua yang udah merawat dan membesarkan kita." ucap Jihyo.

"Itu benar, makanya meski orangtua berbeda agama dengan kita. Kewajiban untuk berbakti akan tetap ada." tambah Daniel.

"Kadang ada orang yang bilang, "Enak banget kamu bisa ngomong bakti sama orangtua. Ortu kamu baik, sih. Sedangkan ortu aku? Tiap ingat mereka aja langsung sakit hati." Ayah Daniel bercerita.

"Aku juga sering dengar kalimat seperti itu. Jadi, tiap dengar kata-kata itu langsung didoain aja semoga hubungan mereka sama orangtua mulai membaik." ucap Ayah Jihyo.

"Anak dilarang taat jika orangtua menyuruh maksiat. Tetapi, anak tetap wajib berbakti meski sikap orangtuanya begitu." ucap Ibu Daniel.

"Dan letihnya seorang anak merawat orangtua yang telah renta. Rasanya tak sepadan dengan airmata yang dahulu pernah diteteskan oleh si orangtua karena anaknya." ucap Ibu Jihyo.

"Terutama perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan. Namun, sangat mungkin kata itu tak memberi kesan apa-apa bagi mereka yang tak pernah langsung mengalaminya." ucap Daniel.

"Andai kita menghayati bagaimana perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan. Mungkin dari situ akan muncul lebih besar rasa cinta dan penghargaan." lanjutnya.

Jihyo pun mengangguk.

"Dan jangan lupakan juga perjuangan seorang Ayah dalam mencari nafkah. Ada kalanya ia bertemu pekerjaan yang enak dan mudah. Namun, ada pula yang menjalani posisi bawah. Harus menerima setiap perintah, bahkan tak jarang pula menerima caci maki dan sumpah serapah." ucap Daniel.

~

~

~

To Be Continue

Harta Berharga (Daniel♡Jihyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang