Chapter 1

789 28 1
                                    

Seorang gadis berambut vermilion cepol dua  berjalan dengan payung ungu di tangan kirinya,  dia membuka payung teresebut menutupi kulit tubuhnya yang cukup sensitive terhadap sinar matahari. Jari kelingking tangan kananya dengan tenang mengorek salah satu lubang hidungnya 

Kagura gadis itu menoleh saat melihat seseorang laki-laki berambut hitam panjang berlari kearahnya dengan kecepatan tinggi yang sedang di kejar oleh anggota Shinsengumi. Mata Kagura menyipit melihat    rupa anggota Shinsengumi itu. Ia tersenyum miring, saat sosok laki-laki yang sedang dikejar itu sudah melewatinya Kagura mengulurkan kaki kanannya yang dengan sengaja mengenai kaki laki-laki berbaju Shinsengumi membuat laki-laki itu terjatuh mencim tanah yang sangat panas di siang hari itu.

Kagura melepaskan jarinya yang sedari tadi mengorek lubang hidungnya lalu dia mengelapkan tangan tersebut ke rambut laki-laki berbaju Shinsengumi.

"Sankyu Leader!" Ucap laki-laki berambut hitam panjang yang berlari sambil melambaikan tangannya ke arah Kagura.

"Tak apa aru. Jangan lupa traktir aku Zura aru" jawab Kagura sambil sedikit berteriak agar lawan bicara yang jaraknya sudah jauh mendengar ucapan nya.

"Zura janai Katsura!!"

Shougo laki-laki yang saat ini tertidur di tanah mengangkat wajahnya mencoba berdiri. Dia menatap Gadis dengan pakaian China yang ada di depannya saat ini. Tanpa ragu-ragu Shougo mengeluarkan basokanya menembak ke arah Kagura, Kagura dengan lihai menghindari peluru yang keluar dari bazooka Shougo.

"Wow Sadist, apa yang sedang kau lakukan sedari tadi di tanah aru? Tidur?" Ucap Kagura lalu mendekat ke arah Shougo. Shougo menendang perut Kagura membuat gadis itu terjatuh di tanah.

"Hei China, kau sudah menganggu pekerjaanku sialan" ucap Shogo, Shougo menginjak kepala Kagura menggunakan kaki Kanannya. Dia lalu mengupil mengusap bekas tangannya kekepala Kagura, membalas perlakuan Kagura yang tadi di lakukan kepada nya.

"A-ah sial sekali siang hari ini harus bertemu dengan babi gendut." Ucap Shougo lalu mengelap keringat yang bercucuran dari dahinya menggunakan lengan pakaiannya.

"Jangan panggil aku babi, dasar chihuahua sarap!" Kagura berniat menyentuh kaki kiri Shougo tapi Shougo sudah terlebih dahulu mengamankan kakinya agar tidak terkena serangan gadis China.

Kagura mengepalkan tangannya meninju perut Shougo tapi sebelum kepalan gadis China itu mengenainya Shougo sudah menghindar terlebih dahulu. Shougo tersenyum miring menatap Kagura dengan tatapan membunuh yang senantiasa menghiasi wajah tampannya tersebut.

"Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu aru, sangat menjijikan sadist!" Ucap Kagura yang membalas tatapan Shougo dengan pelototan matanya.

"Hm? Bukankah aku sangat tampan China? Bahkan para wanita di setiap sudut di Edo mengagumiku,"

Kagura memutarkan bola matanya malas, sepertinya lawan bicaranya saat ini memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, Kagura berbalik berniat meninggalkan Shougo dia sudah malas meladeni laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

"Sepertinya hanya kau saja matanya yang error China, karena tidak tertarik kepadaku," lanjut Shougo sambil mengusap-usap dagunya, tangan kirinya masih setia memegang bazooka kesayangannya yang sambil dia panggul di bahu kirinya.

Kagura mengepalkan tangannya kuat-kuat, dia sudah benar-benar gatal ingin meninju wajah Shougo saat ini juga. Kagura memincingkan matanya melirik Shougo sejenak lalu kembali berjalan sambil berkata dengan sedikit berteriak.

"Mereka saja yang sarap aru, bagaimana bisa mereka mengagumi orang sadist macam kau chihuahua!" Setelah mengatakan itu Kagura segera berlari menjauhi Shougo.

Sesaat dia melupakan payung ungu kesayangannya itu Shougo menatap payung ungu yang ada di tanah, payung yang sering di bawa Kagura kemanapun gadis China itu pergi. Shougo mengambil payung tersebut, dia lalu membalikkan badannya berjalan menuju markas Shinsengumi.

Kagura berjalan menyusuri jalanan Edo yang cukup sepi di siang hari ini karena cuaca yang di ramalkan Ketsuno Ana suhu di Edo mencapai 39° C untuk siang hari ini, sudah pasti rakyat Edo memilih untuk tetap tinggal di rumah agar tidak terkena sinar paparan matahari yang sangat terik itu.

Gadis berbaju khas China itu mengusap-ngusap lengannya yang terasa terbakar oleh panasnya terik matahari sungguh memiliki kulit yang sensitive sangat menggangunya sekali, dia tidak bisa pecicilan jika sinar matahari sepanas ini.
Kagura menghentikan langkahnya sejenak, dia menatap kedua tangannya yang saat ini tidak memegang apapun.

"Bukankah aku tadi membawa payung aru?" Guman gadis China itu pelan. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju ke tempat Yorozuya Gin-chan -rumahnya- mungkin saja tadi dia tidak membawa payung nya saat keluar.

Tbc

OkikaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang