Sub Skenario yang Aneh

6.7K 860 371
                                    

Dalam seminggu ini, Kim Dokja selalu mendapatkan sebuah sub skenario yang aneh.

Mulanya, sub skenario itu menyuruh Kim Dokja untuk menatap seseorang selama lebih dari semenit. Dan orang yang ditatap mesti Yoo Jonghyuk, tidak boleh orang lain. Manusia menyebalkan namun sialnya keren--- yang sama sekali tidak memiliki selera humor.

Walau agak bingung, Kim Dokja tetap menyelesaikan sub skenario itu dengan baik. Yah, karena menurutnya sub skenario itu masih dalam batas wajar.

Ini hanya sekedar menatap saja, kan? Memangnya masalah apa yang bisa terjadi hanya gara-gara tatapan?

Well, mungkin mendapatkan pelototan dari Yoo Jonghyuk selama seharian penuh.

Kim Dokja pikir, sub skenario aneh itu hanya berlangsung sekali. Tapi pada keesokan harinya, ia mendapatkannya lagi.

Sub skenario kali ini, Kim Dokja harus menyentuh dan memeluk Yoo Jonghyuk. Mau atau pun tidak.

"Oh sial!" umpat Kim Dokja spontan. Dia harus menyentuh Yoo Jonghyuk. Bahkan, memeluk tubuh pria besar itu?

Hahaha! Terima kasih. Tapi, jawaban Kim Dokja adalah tidak. Menatap saja dirinya seolah-olah akan dijadikan ayam geprek oleh Yoo Jonghyuk. Apalagi menyentuh dan memeluk. Mungkin Kim Dokja akan berakhir dilemparkan ke dalam mulut monster --Ichtyosaurus-- seperti saat kali pertama mereka berjumpa.

"Apa kubiarkan saja, yah? Sub skenario ini." Kim Dokja berniat membiarkan sub skenario itu, ia masih sayang nyawa. Namun, ketika membaca hukuman yang terjadi kalau gagal, matanya langsung melotot seakan hendak keluar. "Anjir! Bakalan tumbuh payudara?! Ya kali!"

Tanpa basa-basi Kim Dokja memanggil Bihyung, memprotes hukuman yang menurutnya tidak logis. "Ini hanya sub skenario. Bagaimana bisa hukumannya gila begini?! Ini terlalu di luar logika. Di luar nalar," hardik Kim Dokja, nadanya marah. Ia yang biasanya bersikap tenang dalam keadaan apa pun untuk hari ini tidak dapat mengontrol emosi.

Bihyung yang juga biasanya patuh pada Kim Dokja, pada hari itu, ia tidak bisa banyak membantu. "Maaf Kim Dokja, untuk kali ini, aku hanya dapat mendoakan keberuntunganmu dari jauh." Bihyung segera menghilang sebelum Kim Dokja mengamuk.

"Bihyung! Kemari kau! Aku belum selesai bicara!" Kim Dokja mengerang, mengacak-ngacak surai hitamnya.

Ya ampun. Apa yang mesti Kim Dokja lakukan? Kalau diselesaikan dirinya akan merasakan bagaimana rasanya menginap di dalam perut monster sekali lagi. Tapi, bila tidak ... dadanya akan membengkak layaknya seorang perempuan.

Sial! Sial! Sial!

Kim Dokja dihadapkan pada pilihan yang sulit. Di mana kedua pilihan itu sama-sama memiliki resiko yang sama besar. Satu hidupnya dan satu lagi masa depannya.

[Rasi Bintang Prisoner of The Golden Headband menahan tawa]

[Rasi Bintang Abyssal Black Flame Dragon tertawa terbahak hingga berguling-guling]

[Rasi Bintang Demon-like Judge of Fire menyemangatimu]

[Rasi Bintang Secretive Plotter ingin melihatmu dalam versi perempuan]

"Heh!" sentak Kim Dokja. "Apa-apaan itu maksudnya?!"

[Rasi bintang Secretive Plotter mengatakan ia hanya berusaha jujur]

"Kau terlalu jujur!" Kadang Kim Dokja tidak mengerti pada Dewa Luar yang satu ini.

[Rasi bintang Abyssal Black Flame Dragon tertawa terbahak hingga bengek]

He Loves Him🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang