Tidak diedit, jadi kalau kurang fell maklumi saja.
****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Mm, Yoo Jonghyuk?"
"Apa?"
"Kau yakin ... ini arah jalan ke rumahku?"
Yoo Jonghyuk sekilas menoleh pada Kim Dokja dengan acuh. "Kapan aku bilang akan mengantarkanmu ke rumahmu?"
Mata Kim Dokja membulat. "Lalu? Kita akan pergi kemana sekarang?"
Setelah terdiam sejenak, Yoo Jonghyuk tersenyum penuh misterius. "Coba tebak."
Sebenarnya Kim Dokja memiliki dugaan saat memandangi Gedung tinggi yang berkilau di depannya. Dan dugaannya semakin kuat ketika Yoo Jonghyuk membelokkan mobil menuju area parkir bawah tanah.
"Kenapa kita ke Hotel?" tanya Kim Dokja, mengerjap. Dia menjilat bibirnya yang mendadak kering. "Kenapa kamu tidak mengantarkanku ke rumahku sendiri? Dan malah pergi ke sini?"
"Menurutmu karena apa?"
"Mana aku tau," sambut Kim Dokja tidak sabaran.
Yoo Jonghyuk tidak memberikan balasan, ia malah mematikan mobil, lalu turun, berjalan memutar, dan membukakan pintu penumpang. "Ayo, cepat turun. Atau haruskah aku menyeretmu supaya kau mau turun?"
Kim Dokja mengerang. "Kau belum menjawab pertanyaanku."
Yoo Jonghyuk mengabaikan. "Turun."
Untuk beberapa saat, Yoo Jonghyuk dan Kim Dokja hanya saling bertukar pandangan. Tau tidak akan mendapatkan jawaban bagaimana pun juga, Kim Dokja menghela napas panjang, terpaksa turun dari mobil.
"Pemaksa," desis Kim Dokja setengah hati, mengekori Yoo Jonghyuk yang menariknya ke lift.
Meskipun pemaksa begitu, Kim Dokja tetap menyukainya, kok.
Hehe.
*****
Kalian tentu pasti pernah mendengar kalimat 'perkataan itu adalah doa', ya, 'kan. Dapat terkabul dengan tidak kita sangka-sangka.
Awalnya Kim Dokja tidak percaya, berpikir itu hanyalah bualan semata, kalimat yang dibuat-buat.
Namun, siapa yang dapat mengira, ucapan asal cetus Han Sooyoung yang mengatakan Yoo Jonghyuk akan membawanya ke sebuah Hotel bakalan sungguhan kejadian!
Apakah perkataan Han Sooyoung yang mengatakan mereka akan- EKHEM- melakukan itu juga akan terjadi?
Kalau benar-benar terjadi ... pasti seru sekali, 'kan?
Kim Dokja yang tengah berbaring di atas tempat tidur berukuran king size, tertegun, menutupi wajahnya yang menghangat menggunakan kedua tangan.
Apa yang barusan dia pikirkan? Sial, itu tidak baik.
Mari kita enyahkan pemikiran kotor tersebut dari dalam kepala sebelum semua menjadi kacau balau.
Kim Dokja menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Berusaha agar otaknya tidak memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal berbau 18+. Paling penting ialah, menenangkan pisangnya.
Coba pikirkan, Kim Dokja merupakan orang yang umurnya hampir mendekati kepala tiga. Seorang perjaka tua yang belum pernah tidur dengan pria atau perempuan mana pun dan hanya bisa menyelesaikan semua dengan menggunakan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Loves Him🌌
FanfictionBerisikan cerita pendek antara pasangan Yoo Jonghyuk dan Kim Dokja.🍦 Kapal kesayangan kita semua (。>‿‿<。 ) Suka? Jangan lupa vote sama komennya. Ngerasa ada yang salah? Silahkan berikan masukannya. Mau request cerita? Monggo, jangan sungkan.🍰🍰 *W...