"Aku ingin membeli ini."
Daxton dengan cepat menolehkan wajahnya, ketika pria itu kembali mendengar suara Istrinya yang mengatakan perkataan yang sama seperti beberapa menit lalu. Membuang napasnya kasar, Daxton pun berjalan mendekat ke arah wanitanya.
"Kamu sudah membeli perlengkapan bayi lebih banyak dari apa yang kamu rencanakan, Glatea."
Glatea mengerucutkan bibirnya, "I know, tetapi stroller Dior ini sangat menggemaskan, Dax. And also, warnanya unisex, bisa digunakan untuk jenis kelamin apa pun."
"Kamu juga mengatakan hal yang sama dengan stroller dari brand Fendi beberapa menit yang lalu, Glatea."
"Beli saja dua-duanya. Anak kita bisa menggunakan tujuh stroller yang berbeda disetiap harinya." Glatea lalu beralih menatap Daxton dengan tatapan memohon, "Please, Baby? Anak kamu yang meminta stroller ini, jangan salahkan Ibunya."
Tidak tahan melihat wajah memohon Istrinya yang baginya sangat menggemaskan itu, Daxton pun mendekatkan wajahnya pada wajah Glatea untuk mengecupi seluruh permukaan wajah Istrinya dengan gemas, "Go buy everything that you want."
Mendengar itu, Glatea pun tidak bisa memberikan respon lain selain senyuman lebar dibibirnya. "Happy mommy, happy kid."
"We'll take this one. Tolong semua barangnya langsung di kirim ke The Berkeley Hotel ya." Dan setelah menyelesaikan pembayarannya, Glatea pun berjalan menghampiri Daxton dengan wajah penuh kebahagiaan.
"Hey."
Daxton yang semula sedang memainkan ponselnya pun menoleh, "Sudah selesai?"
Glatea dengan cepat menganggukan kepalanya, sembari menerima uluran tangan Daxton untuknya. "Kamu ingin kemana lagi?"
"Kamu inginnya kemana?" Balas Daxton yang justru berbalik tanya.
Glatea terdiam nampak berpikir, "Aku tidak tau. Yang aku tau apabila aku datang ke Paris adalah aku harus belanja, itu saja."
Daxton terkekeh pelan, pria itu pun merubah genggaman tangannya menjadi rengkuhan pada pinggang wanitanya, ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil. "Kamu tidak tertarik dengan menara Eiffel?"
Glatea bergidik, sembari menggelengkan kepalanya. "Too overrated. Terlalu banyak pengunjungnya."
Glatea lalu menoleh menatap Daxton yang sedari tadi masih menatapnya, "Apa kamu ada saran? I mean, kita hanya sebentar di kota ini. Besok adalah acara fashion show dari Luna, dan besoknya kita mungkin sudah kembali. Jadi untuk hari ini, aku menyerahkan semuanya kepada kamu saja."
"Aku lebih menyukai kita berada di ranjangku seharian penuh, apabila kamu menyerahkan semuanya kepadaku."
Glatea memutar matanya mendengar itu, "Daxton."
Daxton terkekeh pelan, pria itu lalu mengarahkan satu tangannya untuk mengelus perut Glatea. "Kamu ingin Mama dan Papa membawa kamu kemana, kid?"
"Surprise me and Mama, Papa." Balas Glatea dengan suara yang wanita itu buat-buat.
Daxton tersenyum tipis, sembari menatap wajah Glatea. "Kamu ingin aku yang memutuskan kemana kita hari ini?"
Glatea dengan cepat menganggukan kepalanya, "Yes, yes, yes please."
Mengangguk pelan, Daxton pun menekan tombol jendela dalam mobil yang menjadi pembatas antara mereka dan supir mereka, "la maison."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With The Devil [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...