Dealing With The Devil | Chapter 14

11.9K 867 60
                                    

"Kembalikan selai kacang itu, itu miliku!" Perintah Glatea untuk yang kesekian kalinya.

Pria yang menjadi pelaku atas selai kacang milik Glatea pun menggelengkan kepalanya. "Aku duluan yang mengambil selai kacang ini, jadi aku tidak punya urusan apapun dengan kamu."

"Excuse me?! Tetapi aku duluan yang berada di rak ini."

"Tetapi aku duluan yang mengambil selai kacang ini."

Glatea mendengkus kesal "Kenapa sih, kamu selalu mengacaukan kegiatanku? Tidak kemarin, tadi pagi, dan sekarang!"

"Kamu yang mengikutiku, jujur saja." Jawab pria itu

Glatea berdecak kencang "Percaya diri sekali kamu. Tidak ada untungnya aku mengikuti kamu! Yang ada hanya membawa sial."

Pria itu hanya menaikan satu alisnya, sebelum memasukan selai kacang yang berada di tangannya kedalam trolli belanjaannya, dan berbalik menjauhi Glatea. Glatea yang melihat itu pun dengan cepat berjalan dan menahan pria itu, dengan menarik bajunya. "Mau kemana kamu? Berikan aku selai kacangku dulu!"

"Sudah masuk trolli belanjaanku, berarti barang sudah menjadi milikkku."

Glatea menggeram kesal "Itu adalah milikku!"

Pria itu tersenyum sinis "No, woman. Perlu aku ingatkan lagi, kalau akulah yang mengambil selai kacang itu terlebih dahulu?"

"Tetapi kamu mengambilnya saat aku hendak mengambilnya juga!"

"Salah siapa memiliki lengan pendek."

Glatea melebarkan matanya, lalu bergerak cepat mengambil selai kacang yang berada didalam trolli milik pria tersebut. Namun belum sempat wanita itu melakukannya, tubuhnya pun sudah dicekal terlebih dahulu oleh pria itu. "Selain jalang, kamu juga ternyata seorang maling."

"Bajingan!"

"Kamu bisa mengambil selai kacang yang lain." Ujar pria itu sebelum membawa trolli belanjaannya menjauh dari Glatea. Tetapi Glatea dengan cepat menahan kembali tubuh pria itu.

"Aku tidak bisa menggunakan selai kacang yang lain. Jadi aku mau selai kacangku kembali, dan kamu bisa menggunakan merk yang lain." Ujar Glatea tegas.

"And who are you?" Tanya pria itu sinis.

"And who are you?" Tanya Glatea balik.

Pria itu tersenyum mengejek. "Kamu akan menyesali semua perkataan dan perbuatanmu, apabila kamu mengetahui siapa aku."

Glatea seketika menahan tawanya. Pria itu menatapnya tidak suka. "Kenapa kamu malah tertawa?"

Glatea lalu menggelengkan kepalanya "Gaya bicara kamu, seakan-akan kamu adalah orang terpenting di kota ini. Simpanlah mimpi untuk kamu sendiri, bukan untuk diumbar dengan orang lain. Malu."

"Daripada kamu, mengumbar diri sebagai seorang jalang. Bukan hanya memalukan, tetapi juga mengenaskan." Balas pria itu.

Glatea mendengkus mendengarnya. "Kamu juga tidak tau siapa aku. Yang jelas, aku bukanlah jalang seperti apa yang kamu pikirkan. Kamu akan bertunduk kepadaku, kalau kamu mengetahui siapa aku yang sebenarnya."

"Yang pastinya tidak lebih dariku." Jawab pria itu cepat.

"Sialan. Cepat berikan aku selai kacangku, aku sudah muak menatap wajah kamu!" Perintah Glatea dengan cepat.

Pria itu dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Belajarlah menerima kekalahan."

Glatea seketika melebarkan matanya terkejut. Dan Tanpa membutuhkan waktu lama, Glatea pun mengarahkan dengkulnya kearah pusat milik pria itu, dan menendangnya kencang, yang mampu membuat pria itu meringis kesakita. Dan disaat pria itu sedang merasakan sakitnya, Glatea pun dengan cepat mengambil selai kacangnya, dan membawa trolli belanjaanya pergi menjauh.

Dealing With The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang