Love's a game, wanna play?

609 88 15
                                    

Jika kalian mengharapkan adegan romantis setelah Ten tertidur, keep dreaming. Paginya Ten bangun dengan badan pegal. Untung saja dia tidak terjatuh dari sofa. Pemandangan pertama yang menyambutnya adalah Johnny yang masih damai terlelap meringkuk di atas kasur lipatnya. Such a good way to start a day.

Sekarang seluruh penghuni apartemen kembali berkumpul di ruang tamu. Oh, ditambah satu lagi calon penghuni apartemen yang baru.

"Jadi siapa si manis ini?" Johnny yang baru selesai memeriksa kembali barang bawaan Jungwoo segera menyapa.

"Halo, aku Lee Taeyong," yang ditanya menjawab dengan senyum ramah.

"Taeyong ya? Jungwoo sudah bercerita tentangmu. Salam kenal, kurasa kita juga akan sering bertemu nanti."

Ten memutar bola matanya malas. Pro player, indeed.

"Dia bagian Jae hyung, jangan coba-coba," Jungwoo memperigatkan. Dia baru keluar kamar sambil menyeret dua koper dan satu tas sandang yang cukup besar.

"Bagian Jae apanya!" bibir Taeyong mengerucut lucu. Semua orang menyebut nama itu sejak si pemilik nama secara terang-terangan mendekatinya. Taeyong tidak suka!

Diam-diam Ten mengulum senyum. Taeyong yang tsundere lucu juga. Pantas saja seorang Jung Jaehyun bisa menjadi bucin akut, padahal sudah sering diabaikan.

"Tuh, dia saja tidak masalah. Who knows we were made for each other?" Kata Johnny.

Satu cubitan kuat mendarat di pundaknya. Ya tuhan, padahal di pundak. Kenapa sangat sakit?

"Aku hanya bercanda!" Johnny berseru kesal sambil mengusap pelan pundaknya.

"Tae hyung, kau harus berhati-hati padanya. Jika ia macam-macam, laporkan saja padaku. Nanti akan kuseret dia kembali ke Chicago."

"Lagaknya saja, dia tidak akan berani."

"Apa?!"

Ya tuhan, galak sekali. Padahal Johnny yakin ia hanya berbisik lirih, ternyata sampai juga ke telinga sepupunya. Johnny jadi berpikir, bagaimana pacar si galak ini bisa bertahan dengannya?

Seo Johnny, kau tidak tau saja seberapa jinaknya sepupumu itu jika dihadapan pacarnya.

"Tae hyuuung, aku titip Tennie hyung padamu, ya. Gayanya saja yang begitu, padahal aslinya bayi mungil ini sangat fragile."

Ten mendengus mendengar ucapan Jungwoo. Siapa yang membayikan siapa?

"Tenang saja, serahkan padaku."

"Serahkan juga padaku!" Johnny menyahut sambil menepuk dadanya

"Aku tidak bicara denganmu!" Protes Jungwoo

"Terserah, yang jelas aku mendengarnya."

"Tch, menjaga Ten hyung katanya. Katakan itu pada ratusan orang dalam daftar tunggu kencanmu."

"Hey, itu dua hal yang berbeda!" Johnny berseru tidak terima.

"Aku penasaran bagaimana kalian akan tinggal bersama untuk beberapa tahun kedepan," ujar Ten takjub. Bahkan mereka belum benar-benar memulai hari pertama tinggal bersama.

"Tidak usah cemas, ini cara kami menunjukkan kasih sayang."

Ucapan Johnny diiringi anggukan oleh Jungwoo. Ajaibnya, mereka kembali terlihat akur hanya dengan satu kalimat itu.

"Kalian membuat paman supirnya menunggu terlalu lama," ucap Taeyong yang entah sejak kapan berdiri di depan jendela, mengintip ke arah luar. Jungwoo dan Johnny memang memesan jasa layanan pindah rumah untuk mengangkut barang-barang mereka.

Blank SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang