Part 5 | Lift

105 7 0
                                    

One Hyde Park,  London

Andrhea keluar dari mobil yang membawanya, lalu melambaikan tangan kepada Rebecca——ucapan perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andrhea keluar dari mobil yang membawanya, lalu melambaikan tangan kepada Rebecca——ucapan perpisahan. Kemudian mobil itu segera menjauh darisana.

Andrhea memasuki gedung apartemen elit itu.  Andrhea sudah menyewa salah satu penthouse di unit itu. Sebelumnya ia tinggal di kawasan apartemen elit lainnya di London.  Namun, ia ingin pindah karena paparazzi serta fans fanatiknya memata-matai,  bahkan hampir membobol tempat tinggalnya. Oleh karena itu,  ia sempat tinggal di kediaman Lewis untuk sementara waktu.

Dan penthouse ini sebenarnya sudah bisa ia tempati sejak sebulan lalu, namun karena pekerjaannya yang mengharuskan ia bolak–balik ke luar negeri,  alhasil Andrhea menunda kepindahannya itu.

Disini Andrhea merasa tidak perlu bodyguard, karena ini adalah kawasan elit di London. Jadi, hanya orang–orang tertentu saja yang bisa memasukinya.

Ia memasuki lobi dan area lift.  Melihat salah satu lift yang hampir tertutup, segera saja ia berjalan dengan cepat dan masuk ke dalam lift itu.

Awalnya Andrhea tak sadar bahwa ada orang selain dia disini. Saat ia memalingkan wajahnya ke kanan, untuk melihat orang itu.  Andrhea terbelalak.

Itu William.

Ya, William Yarad.

Tampaknya kami benar-benar berjodoh. Ucap Andrhea dalam hati disertai dengan senyum tipis.

Sementara William yang sebenarnya juga terkejut, ia hanya diam dan cuek saja. Seolah–olah ia tak mengenal Andrhea yang sedang berada disampingnya saat ini.

Andrhea bisa menghirup aroma maskulin yang menyegarkan dari pria yang ada disampingnya.

Manly sekali. Pikir Andrhea dalam otaknya.

“Kau tinggal di sini juga?”

Andrhea membuka pembicaraan, ia mencoba menghilangkan suasana canggumg sekaligus mencoba lebih dekat dengan William.

“Hm”

“Apa kau juga tinggal di penthouse yang ada di sini?”

“Ya”

“Wuah, aku juga akan tinggal di sini”

William tidak menanggapi hal itu, ia hanya melirik sekilas ke arah Andrhea. Sedangkan si perempuan yang berbicara segera menormalkan raut wajahnya. Ia membayangkan pertemuan mereka mungkin akan lebih sering terjadi setelah ini.  Namun,  ia kesal sekali dengan William ini. Ia berbicara lebih dari dua kata,  dan dibalas dengan deheman singkat dan hanya satu kata.

Sejujurnya Andrhea berharap waktu bisa berhenti atau lift ini bisa bergerak lebih lambat.  Kapan lagi dia bisa berduaan dengan William.  Ya,  walaupun bukan suasana romantis.

UNDONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang