Part 7 | Contact

93 8 0
                                    

Pria itu fokus dengan apa yang ada di depannya, layar komputer itu menunjukkan statistik penjualan perhiasan dari perusahaan yang dibimbing William. Ternyata, mereka berhasil melampaui dari target yang sebelumnya sudah ditetapkan perusahaan.

William tahu, bahwa perusahaan milik keluarga Yarad adalah salah satu perusahaan yang terbaik di abad ini dan mungkin orang-orang tahu akan hal itu. Apakah ini juga pengaruh dari Andrhea? Sang model yang menjadi promotor dari brand perhiasan Yarad Company itu. William tidak menyangka bahwa pengaruh gadis itu akan sebegitu positif bagi perusahaan.

Kemudian, William menutup tab dan membuka tab yang lain. Yang disana terdapat beberapa hasil potretan dari Andrhea.

William menggulir mousenya dan memperhatikan foto-foto itu satu persatu. Jari William berhenti lebih lama disalah satu foto yang menyorot wajah Andrhea dari dekat serta menampilkan detail dari wajah gadis itu. William terpaku sesaat. Membuat sang pria mengingat kejadian beberapa hari lalu, ketika Andrhea jatuh dipangkuannya. Bahkan sampai membuat kepemilikannya bereaksi.

William tahu bahwa dirinya bukanlah pria murahan yang tubuhnya mudah bereaksi terhadap wanita. Tapi, entah kenapa hanya karena kejadian itu membuat dirinya bangkit.

"Sial, apa yang aku pikirkan"

Sadar bahwa Andrhea mulai merasuki pikirannya, ia segera menepis jauh-jauh memori itu agar tidak lagi teringat. William kemudian menutup gambar itu. Ia memutuskan untuk memberikan filenya kepada sang sekretaris melalu e-mail dan berpesan agar Tiffany saja yang memilih foto-foto yang akan menjadi bahan promosi mereka minggu ini.

Tak lama kemudian, salah satu ponsel yang terletak di atas meja kerjanya. William segera mengambil dan mengangkat panggilan itu.

"Halo"

William mengucap terlebih dahulu.

"Sir, sepertinya mereka sudah tahu rencana kita. Kami temukan dua orang mata-mata yang ternyata berasal dari mereka"

Mendengar itu William mengepalkan tangannya. Sialan. Baru saja suasana hatinya sedikit membaik tetapi setelah mendengarkan anak buahnya ini, William mengetatkan rahang.

"Kau tahu apa yang harus kalian lakukan"

"Baik, sir. Kami akan melakukan seperti yang Anda minta"

"Besok aku akan terbang ke sana. Semua orang baru yang kita terima harus diperiksa, tanpa terkecuali"

"Baik, sir. Sesuai perintah Anda"

William menutup telepon itu, dan meletakkan kembali ke atas meja. William memijit pangkal hidungnya. Kemudian ia beranjak dari kursi kebesarannya, kemudian berjalan ke arah jendela kaca yang menampilkan pemandangan kota London.

Dalam hati dan pikiran William bahwa ia tidak boleh gagal dalam misi ini. Ia harus berhasil memusnahkan mereka.

•••

Andrhea berkumpul bersama sang manajer serta sekretaris William untuk menyantap makan siang. Pemotretan telah selesai sekitar satu jam yang lalu.

"Em, Tiffany?"

Andrhea membuka suara dan kemudian kedua perempuan lainnya menoleh ke arah Andrhea.

"Ya?"

"Em, begini. Apa kau dekat dengan bosmu?"

Mendengar pertanyaan itu, Tiffany menyerngit sementara, kemudian menjawab pertanyaan Andrhea.

"Tentu. Kami dekat sebagai rekan kerja. Aku adalah asisten William. Tapi tidak lebih dari itu. Aku sudah punya kekasih ngomong-ngomong"

UNDONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang