Part 8 | Chance

91 10 2
                                    

Andrhea kesulitan memejamkan matanya. Sejak kejadian di lift satu minggu yang lalu,  ia tidak lagi bertemu dengan William hingga sekarang. Saat pemotretan berlangsung pun ia tidak mendapati presensi William di sekitarnya. Ia bertanya pada Tiffany pun, Gadis itu tidak memberitahu kemana William pergi. Ia hanya mengatakan bahwa William punya urusan di luar negeri dan tidak tahu kapan pulangnya. Tahu bahwa dia tidak bisa memaksa Tiffany, Andrhea tidak bertanya lebih lanjut tentang hal itu. Bahkan, ketika sudah sampai di bangunan terkadang ia sampai berlama–lama di lift, berharap bisa bertemu dengan pria itu lagi.

Andrhea kemudian mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Ini bahkan sudah pukul sebelas malam, namun gadis itu tetap tak bisa memejamkan matanya.

Andrhea kemudian mengetikkan nama William Yarad di mesin pencarian. Ia membuka berita menyangkut pria itu. Ada berita yang baru saja terbit beberapa menit yang lalu dan di sana terdapat pernyataan bahwa William sedang di Madrid. Tetapi,  foto itu terlihat seperti foto yang diambil oleh paparazi. Beberapa menit ia menggulir dan membaca berita tentang William,  tiba–tiba muncul layar menyatakan berita itu telah dihapus.

Andrhea menyerngit,  ia membuka kembali berita menyangkut William lagi, dan tidak lagi menemukan kabar William yang sedang berada di Madrid. Berarti kepergian William benar–benar dirahasiakan. Maka dari itu,  Tiffany pun tidak memberitahunya.

Andrhea mulai berpikir jika itu pertemuan bisnis, tidak mungkin Tiffany sebagai asisten tidak ikut serta. Pikiran Andrhea mulai melalang buana,  memikirkan hal yang tidak–tidak.

“Apa dia sudah punya istri di sana?”
Andrhea bergumam hal itu.

“Oh,  tidak. Itu tidak mungkin”
Andrhea berucap demikian kepada dirinya sendiri sembali menggelengkan kepalanya. Tapi, tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi bukan. Bisa saja William sudah punya seseorang di sana, tetapi William sengaja merahasiakannya.

“Bagaimana jika benar?”
Andrhea mulai meratapi nasibnya, Ia memang benar sudah jatuh dalam pesona William. Sebagai seorang yang baru pertama kali merasakan hal seperti ini, Andrhea mulai merasa gelisah. Ya, Andrhea tidak pernah terlibat percintaan sebelumnya bahkan cinta monyet sekalipun. Tapi, ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri begitu cepat ia jatuh kepada William.

Andrhea mencoba untuk membuang pikiran negatifnya dan mulai memutar musik pengantar tidur dan mengaturnya ke dalam mode tidur,  agar lagu itu bisa berhenti di waktu yang sudah Andrhea tentukan. Andrhea mencoba menutup matanya dan menjernihkan pikirannya. Beberapa menit kemudian gadis itu sudah benar–benar terlelap.

•••

Setelah menghabiskan waktu lebih dari seminggu di Madrid, William memutuskan untuk kembali ke London dan sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju penthousenya. William pergi ke Madrid dengan menggunakan jet pribadi miliknya. Karena kepergiannya kali ini harus dirahasiakan kembali. William mengurusi para penyusup di kelompoknya, ternyata dia menemukan satu orang lagi, dan langsung dieksekusi oleh William saat itu juga.  Memberi peringatan kepada anggota klannya itu agar lebih teliti dalam memilih dan menerima orang baru.

William memarkirkan mobil mewahnya di basement bangunan tersebut. Kemudian naik menggunakan lift seperti biasa. Tak berapa lama lift tersebut berhenti dan ada beberapa orang masuk ke dalam sana.

Dan ternyata Andrhea adalah salah satu dari mereka.

Sedangkan si gadis yang melihat William di pojok belakang segera berpindah tempat berada di samping William. Andrhea merasa deja vu. Kembali mengingat kejadian lalu,  bedanya tak hanya mereka saja yang ada di dalam lift ini sekarang. Andrhea tersenyum tipis, sekarang William sudah ada di dekatnya. Apakah bisa dikatakan bahwa gadis itu merindukan William? Ya,  ampun. Padahal sejatinya mereka tidak memiliki hubungan apapun.

UNDONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang