Part 3

81 4 0
                                    

Pergantian jam sudah di mulai.Hari ini pembelajaran metematika akan di mulai namun guru matematika belum memasuki ruangan kelas
11 IPA 1.

Feli melihat ke arah samping,ke arah orang yang duduk sebangku dengannya.Orang itu hanya sibuk mengerjakan latihan soal.Dan orang itu adalah Algan.

Sejak awal pertama kali Feli datang ke sekolah ini, dia sama sekali belum pernah bicara ataupun ngobrol bersama Algan.Ngobrol dalam konteks berdua secara dekat.

Cowok itu begitu tertutup,dingin,penuh misteri di dalamnya.Pantas saja dia selalu duduk sendirian.Tapi semua itu tidak berlaku lagi karena sekarang Feli lah yang duduk sebangku dengannya.

"Kalau ngeliatin orang gak usah gitu.Mau gue colok mata lo!"

"Dih Sadis banget.Siapa juga yang ngeliatin lo"

Feli melirik "Ehh ya Btw lo lagi ngerjain latihan soal matematika yang halaman berapa?

Tidak ada jawaban.Seperti inilah jika duduk dengan orang yang dingin dan terlalu cuek.Feli menghembuskan nafas panjang.Ia mulai menggeser tubuhnya mendekati Algan,agar bisa melihat halaman berapa yang dikerjakannya.Algan melirik secara sinis.

"Lo bisa gak,jangan ganggu gue!"

Feli terdiam,lalu ia menghembuskan nafas panjang "Cara yang lo pakai itu terlalu ribet".Feli segera merampas buku latihan milik Algan.

"Nih ya gue kasih tau.Lo boleh pakai cara mengerjakan kayak gini tapi kurang efektif.Kalau nanti lo pakai cara yang kayak gini buat ujian,buang buang waktu terlalu lama dan ribet juga"
"Jadi cara simpelnya itu kayak gini....."kata Feli yang menjelaskan dari A sampai Z.

"Simpel kan dan lebih gampang juga"Feli melirik Algan.Cowok itu hanya mengangguk angguk saja.Feli tak perlu meragukan lagi kepintaran cowok sejuta pesona ini,pasti ia cepat mengerti.Dengar dengar Algan sudah banyak sekali memenangkan Olimpiade di tingkat nasional,jadi ia tak perlu diragukan lagi.

Algan mengamati,ia cukup kagum dengan cewek aneh yang kebanyakan tingkah ajaibnya ini.
"Pinter juga dia"

"Bilang makasih dong,kan gue udah kasih tau cara mudahnya.
Trimakasih Feli yang cantik,kayak gitu"

"Makasih"ucapnya dengan datar tanpa ekspresi.

"Ihh kok gitu sih,gak boleh kayak gitu.Kalau bilang Trimakasih harus senyum dan juga harus ikhlas.Ulang sekali lagi ya"

Algan menghembuskan nafas kasar "makasih Feli"ucapnya dengan senyum yang memaksa dan dengan wajah yang sepertinya tertekan.

"Nah gitu dong,kalau senyum kan lebih ganteng liatnya.Makanya lo harus banyak banyak senyum biar gak datar terus ekspresinya"

Percakapan mereka selesai,guru matematika mulai memasuki ruangan kelas.

Hal yang sederhana namun berarti bagi Feli.Ia melirik ke arah Algan dan tersenyum misterius,lalu Feli fokus kepada guru yang sedang menerangkan.



~*******~




Bel pulang berbunyi bagai surga yang ditunggu tunggu.Rasa penat akan pelajaran seketika sirna.

Berjalan melewati lorong sekolah tentunya tak sendirian,Feli bersama Siska,sahabat sekaligus temannya di sekolah ini.

Siska gadis dengan segala celotehannya, banyak hal yang dibicarakan mulai dari guru yang killer,kakel yang sok kecakepan dan lainnya. Karna hal itu Feli jadi senang berteman dengan Siska, banyak topik yang di bahas, dan menjadikan persahabatan mereka penuh dengan hal hal baru.

"Fel btw lo pulang naik apa" tanya Siska

"Gue, naik bus"

"Ohh kalau gitu gue duluan ya, tuh supir gue udah nunggu" kata Siska sambil menunjuk sebuah mobil yang dikendarai oleh sopirnya
"Ehh Lo mau ikut gue Fel?"

"Gak Siska,rumah kita kan beda arah.Gue pulang naik bus aja" Jawab Feli sambil tersenyum manis

"Gue duluan ya.Bye Feli"

"Bye...."




Halte Bus

Duduk sembari menunggu bus datang, melihat ke kanan dan kiri lalu lalang kendaraan. Menghembuskan nafas pertanda bahwa sudah mulai bosan untuk menunggu.

Dan akhirnya senyum manis pun terbit, sebuah bus berhenti di depan Halte. Gadis itu pun segera melangkah masuk. Mencari tempat duduk yang nyaman dan menikmati perjalanan menuju rumah.

Sambil membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kamera yang ukurannya tidak terlalu besar. Lalu membuat vidio pemandangan dari balik kaca bus.

Sebuah pemandangan kota metropolitan terlihat sangat jelas dari sudut ke sudut terekam begitu saja. Kota yang indah dengan gedung gedung pencakar langitnya yang menandakan sebuah kota yang sangat maju.

Inilah yang Feli sukai naik bus,selain menghemat uang tentu saja dapat menikmati waktunya sendiri dan menikmati pemandangan dari balik kaca bus lalu memotretnya.

Saat sedak membidik gambar. Feli dapat melihat seseorang yang dikenalnya. Dengan sigap ia langsung meminta Pak supir bus untuk segera memberhentikan bus di halte pemberhentian berikutnya.

"Pak nanti saya turun di halte selanjutnya ya"

"Siap"





                 ~*******~
















Sampai sini dulu ya.Trimakasih yang sudah mampir dan baca.

Salam Sayang
💜

FEL~ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang