🌸Rumor🌸

60 17 29
                                    

🎵ALWAYS YOU🎵
BY
JIN MIN HO

___________________

Hujan deras beberapa menit yang lalu sudah sedikit reda, di bawah langit senja motor Haru membelah jalanan ibu kota Tokyo.

Kedua tangan Fia masih berada di pinggangnya membuat Haru tersenyum simpul. Tapi detakan jantung ini dan kegembiraan ini tak mungkin dirasakan Fia juga.

Haru sadar dia tengah mencintai seseorang yang tidak mengenalnya, seseorang yang menganggap semuanya hanya sebuah kebetulan padahal dirinya menganggap ini sebuah takdir, takdir dari kisah cintanya.

Fia menepuk pundak Haru beberapa kali menyuruh pemuda itu untuk menepi. "Kenapa?" tanya Haru setelah melepas helmnya.

"Gua mau turun, makasih tumpangannya."

Namun sebelum Fia benar-benar turun dari motor Haru, pemuda itu segera melajukan kembali motornya membuat Fia langsung kembali duduk di jok motor seraya memeluk Haru.

"Lo gila?! Gua kan udah bilang kalau mau turun!"

"Apapun yang gua lakuin itu harus tuntas nggak akan ada yang namanya berhenti di tengah jalan."

"Ya tapi nggak gini juga, gua hampir celaka tahu gak!"

Tanpa menggubris omelan Fia, Haru kembali melajukan motornya untuk menuju rumah Fia.

"Makasih," ucap Fia setelah mereka sampai di depan gerbang rumahnya. "Masuk dulu?"

"Nggak makasih lain kali aja, gua duluan," pamit Haru.

»»---->🌸<----««

Sejak pagi tadi Fia tak henti-hentinya mendapat tatapan tak bersahabat dari para siswa yang berada di sekitarnya, gadis itu sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Saat Fia melewati koridor kelas seusai mengunjungi perpustakaan banyak siswa yang terus menatapnya sinis, mereka mulai melontarkan berbagai makian dan sindiran.

"Cih! Muka aja sok polos tapi kelakuannya memalukan!"

"Mending buruan keluar dari sekolah deh, cuma jelek-jelekin nama sekolah doang!"

"Yaampun gak nyangka banget padahal kelihatannya rajin dan gadis baik-baik."

Di tengah-tengah situasi tidak nyaman itu tiba-tiba Ruhi, teman sekelas Fia berjalan angkuh ke arah Fia lalu mendorong cukup keras pundak gadis itu. "Dasar menjijikkan! Nggak perlu sok polos, akting lo itu gak guna semua udah tahu kebenarannya!"

"Maksudnya?"

"Ck, masih aja ngelak emang dasarnya nggak ada penjahat yang mau ngaku."

"Emang gua habis ngapain sampai disebut penjahat?"

Ruhi terkekeh mendengar jawaban Fia. "Lo bener-bener nggak tahu, apa pura-pura nggak tahu?"

Fia menggeleng polos, ia memang tidak tahu dengan apa yang terjadi, terlalu malas mencampuri segala urusan adalah alasannya.

"Oh yang benar saja! Rumor tentangmu sudah beredar ke seluruh sekolah semua angkatan tahu kalau lo itu wanita bayaran! Seorang pelacur!"

Plakk...

Ruhi terkejut, pipi kirinya langsung memerah karena tamparan itu yang bukan berasal dari Fia melainkan Tika, wajahnya merah padam menggambarkan amarah yang begitu besar, kedua tangannya mengepal kuat.

"Jaga ya omongan lo! Kak Fia nggak mungkin kaya gitu, gua adiknya kita tumbuh bersama di keluarga yang sama mana mungkin kak Fia bisa jadi serendah itu!"

Shibazakura (On Going) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang