Pertanyaan dari daloallo
Semoga jawaban narasi ini menjawab pertanyaanmu
***
Jarum jam menunjukkan pukul setengah lima, waktu yang seharusnya digunakan Jisung untuk menyiapkan air hangat untuk sang suami mandi dan waktu yang digunakan Jisung untuk menyiapkan makan malam, tapi semua itu sudah dia lakukan sebelumnya. Dirinya sudah menjadwalkan sore hari ini untuk menamatkan novel rekomendasi dari grup komunitas literasi yang dia punya, memang terlihat banyak waktu sekali Jisung ini, sampai-sampai dia sempat gabung ke komunitas literasi seperti itu.
Oh ya, perusahaan Jisung hanya bekerja di kantor sampai hari Kamis dan seterusnya dia gunakan untuk mengurus keluarganya di rumah.
Jadi seperti sekarang ini, sore di hari Jumat, Jisung berselancar indah dengan khayalannya. Novel yang dia baca saat ini terlalu menyita perhatiannya. Buku-buku kajian bisnis, laporan-laporan keuangan perusahaan, si kembar berusia lima tahun yang sedang bermain belanja-belanjaan tak dia gubris, kan sudah dibilang tadi, kalau dia jadwalkan sore ini khusus untuk menamatkan novel.
"Bayi-bayiku huaaaaa, cerita di novelnya sedih banget. Masa akhirnya ratu meninggal ditusuk mantan raja? Mereka kan mantan suami istri?!" Seperti terlalu bersemangat, Jisung malah melontarkan kalimat yang tidak bisa dimengerti putra-putrinya. Air mata Jisung sudah berlinang ke mana-mana, bahkan di samping laporan perusahaannya sudah banyak tisu berceceran ㅡuntung laporannya tertutup, kalau tidak sengaja terkena air kan bisa mencetak ulangㅡ
"Kalau aku jadi ratunya, gak bakal cinta lagi sama si mantan raja itu. Ya kali, pas di akhir hayat ratu masih menggumamkan kata cinta untuk mantan suaminya itu? Kalau kamu jadi ratunya gimana Byul?"
Jisung masih saja meneruskan aksinya bercengkrama dengan si kembar yang tentu saja tidak mengerti, Bundanya ini berbicara apa, terbukti dengan Leebyul yang sekarang menggaruk-garuk rambut kepang duanya.
"Pokoknya awas aja kalau Kak Minho berani begini ke aku," Jisung bergumam pelan sembari tangan kanannya mengambil tisu untuk digunakan menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti.
"Yaaaah Ayaaah!!" Leebyul yang mendengar suara mobil sang ayah memasuki halaman rumah pun langsung terlonjak dan membuang mainannya, tanpa menggubris sang bunda yang masih beraktivitas melanjutkan bacaan novelnya.
"Ataaahhhh!!!" Disusul Leedal yang ikut berlari di belakang.
Minho yang keluar dari mobilnya menghindar ketika ingin dipeluk putra-putrinya karena dia kan baru pulang dari kantor, banyak kuman menempel di tubuhnya.
"Byul mau peluk!!!" Rengek Leebyul.
Otomatis Minho tak tega lagi untuk menghindar, berdoa saja kalau ada kuman, kumannya itu kuman lemah.
Dia gendong dua bocahnya di masing-masing lengan tangannya.
"Bunda mana?" Minho bertanya karena tidak menemukan tanda-tanda Jisung akan menyambutnya.
"Membaca buku, tadi bunda cerita ke Byul tapi Byul tidak mengerti," Kepala Leebyul menggeleng dengan wajah super lucu.
Leedal ikut menganggukkan kepala dengan tujuan menyetujui ucapan sang kakak.
"Kak Minho!!!!!!"
Baru juga ditanya, eh yang bersangkutan memunculkan batang hidungnya dengan hidung yang merah ㅡ habis menangisㅡ
"Baca novel sedih lagi?"
Bak sudah tahu kebiasaan Jisung, Minho langsung melontarkan kalimat tanya tersebut.
"Ini lebih sedih dari yang kemarin, kamu harus baca," Jawab Jisung yakin.
"Makanan anak-anak udah siap?"
Jisung mengangguk, "Tinggal nunggu Kakak. Air hangat juga udah aku siapin, cepat mandi terus makan. Aku udah gak sabar namatin novelnya, kurang satu bab lagi."
Akhirnya Minho membawa si kembar yang masih di gendongannya ke dalam rumah.
"Ayah mandi dulu sebentar ya sayang," Minho menurunkan si kembar lalu mencium mereka sebelum dirinya melesat ke kamar mandi.
***
Menu sore di hari Jumat keluarga Lee adalah sup ayam dengan lauk ayam juga, makanan favorit si kembar. Biasanya anak kecil kan tidak suka sayur tapi berbeda dengan si kembar ini. Mereka malah hobi makan sayur, kalau tidak ada pasti mencari.
Apabila Jisung sedang bekerja, mama mertua Jisung yang akan memasakkan sayur sesuai jadwal menu mingguan yang sudah tersusun rapi di pintu kulkas, kata Jisung sih untuk tetap memenuhi empat sehat lima sempurna anak-anak. Mama Lee akan ke sini pukul 6 pagi dan pulang pukul 6 sore. Beliau masih kuat untuk sekadar menjaga si kembar, katanya malah bahagia karena si kembar jarang nakal dan sering menurut.
"Besok libur?" Jisung bertanya dalam kegiatan makannya.
Leebyul dan Leedal memang sudah tidak perlu disuapi, kata mereka kalau disuapi itu tandanya mereka masih kecil padahal kan mereka sudah sekolah taman kanak-kanak.
"Libur, sayang. Kenapa? Mau membeli novel lagi?"
Jisung mengangguk, "Novelnya di internet tidak ada, hanya dijual di toko buku Diamond. Kenapa sih anggota komunitas itu cepat sekali dapat informasi kalau ada novel romantis angst bagus begitu? Bikin pengen beli aja."
"Kamunya aja yang gampang tergoda."
"Tidak sepenuhnya salah," Jisung mengaku.
***
Mereka berempat selesai makan. Kegiatan selanjutnya adalah Jisung kembali membaca novel, ditemani ketiga kesayangannya.
Leebyul dan Leedal tidak lagi bermain, mereka juga ikut membaca buku. Kalau Leebyul membaca materi matematika untuk siswa sekolah dasar sedangkan Leedal membaca buku dongeng yang penuh dengan gambar menarik.
Minho?
Minho ya ikut membaca novel yang dibaca Jisung tadi di samping sang tersayang.
Ikut terselam bersama cerita si novel yang tak jarang membuat dia ikutan menangis.
Sama-sama melankolis.
....
Maaf kering banget huks😭😭😭😭
Semoga sukaa~
Tunggu narasi jawaban lain yaps~
Oh ya, selamat idul fitri bagi yang merayakan 😁😁😁
Mohon maaf lahir dan batin bebestdeul, Wattpad 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Entitas Candu | minsung✓
Fiksi PenggemarSelalu disembunyikan dari siapapun, tidak ada yang tahu jika pemilik JF corp berwajah tampan itu telah memiliki teman hidup yang begitu membuatnya candu. [30 April 2019ㅡ 02 Februari 2020]