TITIK TERANG

279 50 34
                                    

"Give me the courage to not fall
Give me the wisdom to throw away what’s evil"
           Pray - Bang Yongguk ft Zelo

Mino masuk ke dalam mobil, namun dia justru sibuk dengan ponselnya. Tak menghiraukan protes dari dua perempuan di kursi belakang.

"Periksa ponselmu, sepertinya tadi ponselmu berbunyi" ucap Mino pada Irene seraya memberikan tas milik perempuan itu.

Mino mulai menjalankan mobilnya sementara Irene sibuk dengan ponselnya dan Somi diam menatap ayahnya kesal.

Aku minta bantuanmu, Somi lebih menurut pada mu. Jadi, pastikan Somi tidak melarikan diri. Aku ingin mengatakan hal penting padanya. Aku akan mengantarmu ke kantor nanti.

Irene menghembuslan nafas kasar sembari melirik sinis pada Mino. Ini bukan minta bantuan, ini memaksa. Bagaimana bisa ia baru meminta bantuan ketika ia sudah terjebak di dalam mobil.
.
.
.

.

.
.

Irene pikir mereka akan langsung pergi menuju St. Yosef namun Mino pergi ke arah lain, ia masuk ke jalan sepi di pinggir kota. Mereka melalui ladang gandum dan berhenti di satu-satunya rumah yang ada di sana. Itu adalah sebuah rumah tinggal yang sebagian areanya disulap menjadi cafe. Hal yang menarik cafe itu terkesan lebih eksklusif.

Mino turun dari mobil dan membuka pintu untuk Somi, tentu menyuruh gadis itu keluar. Namun, Somi tidak bergerak sama sekali. Ia membuang muka dan melihat ke arah lain.

"Jangan buat masalah, keluar sekarang. Aku sudah kelaparan" ucap Irene mendorong Somi agar keluar dari mobil.

Somi masih tak bergeming.

"Somi..." panggil Mino, nada suaranya meninggi.

"Turuti saja ayahmu, keluar sekarang" ucap Irene.

"Jika kau tak mau keluar, aku tidak akan membantumu lagi. Terserah kau saja" ucap Irene lalu membuka pintu sebelah kiri di dekatnya dan keluar dari mobil.

Tak ada pilihan lain Somi mengikuti Irene dari belakang. Karena ia sadar, untuk saat ini Irene adalah satu-satunya orang yang mau dan mampu untuk membantunya. Somi sama tidak melirik ayahnya barang sedikit pun; membuatnya ayahnya tersenyum masam.

Cafe itu memang berada di area sepi namun pagi itu kursi dalam ruangan itu penuh dan hal yang mengherankan, meja di cafe itu harus direservasi terlebih dahulu.

Si pemilik cafe yang merangkap sebagai penyaji dan pelayan mengantar mereka bertiga menuju meja yang berada di atap. Hanya ada satu meja di sana.

Irene duduk di kursi lalu membuka menu.

"Bibi tidak pergi bekerja?"

"Seharusnya aku pergi bekerja tapi karena aku menumpang mobil ayahmu. Aku harus mengikutinya" balas Irene tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku menu.

"Kau mau French toast?" Tanya Irene pada Somi.

"Ne" balas Somi lalu mendekatkan kepalanya pada Irene, ikut melihat buku Mino.

"Aku mau jus ginger-pear"

"Dua French toast, satu ginger pear and Jasmine tea" ucap Irene seraya memberian buku menu pada Mino.

KATARSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang