Answer & Another Question

369 59 12
                                    


"Mulai nyalakan kembali, dunia yang terlupa"

                           Dunia yang Terlupa - Peterpan


Irene dan Bona saling menatap, perempuan itu beralih menatap Somi yang menatapnya serius.

"jika aku menyuruhmu memilih. Ketika kau sama sekali tidak tahu pada akhirnya kau berhasil atau tidak, kau akan tetap duduk diam atau memilih bergerak mengusahakannya?"

"anggap saja kau jatuh dari tebing dan berhasil berpegang pada akar pohon, kau akan tetap memegang akar itu tanpa membuat pergerakan lain dengan kata lain kau menunggu saja kematianmu atau kau memegang akar itu dan berupaya untuk menyelamatkan diri? Kau memilih yang mana?"

"apa itu disebut pilihan? tentu saja berusaha menyelamatkan diri" jawab Somi.

"nah, sama seperti usaha dan kerja keras yang aku katakan sebelumnya. Kau sama-sama tidak tahu hasil akhirnya apa, tapi ketika kau mencoba; setidaknya ada kemungkinan bagimu untuk berhasil. Bukankah begitu?"

"iya juga" gumam Somi

"Selain itu, ketika kau berusaha entah itu berhasil atau tidak. Pasti ada hal yang bisa kau pelajari dalam prosesnya. Entah kau tetap bertekad untuk tujuan itu atau kau merasa jika kau perlu untuk mengubah jalan mu"

"Sekarang bantu aku memasukan pakaian ini ke dalam box" lanjut Irene.

Irene dibantu oleh Bona dan Somi merapikan pakaian dan kamar Irene. Bona duduk bersandar pada ranjang dan Somi yang sudah tiduran di lantai, sementara Irene masih sibuk dengan ponselnya. Pintu terbuka dan Nyonya Bae muncul dan mengajak mereka makan malam.

Somi duduk di samping Irene sementara Bona duduk di dekat Nyonya Bae. Somi tersenyum pada Tuan Bae.

"Siapa nama mu?"

"Somi imnida" balas Somi

"Somi, bagaimana kau bisa mengenal mereka berdua? Yang seharusnya seusia bibi mu"

Mendengar pertanyaan ayahnya Irene mulai panik, bagaimana jika Somi sepolos Hyunsuk yang menjawab dengan sangat jujur pertemuan mereka. ia pasti akan mendapat ceramah dari ayahnya ketika tahu mereka bertemu di klub malam dan kantor polisi.

"saya bertemu Irene eonni di mini market dekat sekolah, dan baru bertemu dengan Bona eonni hari ini" balas Somi

Irene menghembuskan nafasnya dengan lega, Somi tahu bagaimana caranya hidup.

"tidak biasanya anak seusiamu berteman dengan bibi-bibi seusia mereka"

"appa, kami ini eonni baginya. Kenapa menyebut kami bibi, kami tidak setua itu" cerocos Irene tak terima.

"Somi berapa usiamu?" tanya Tuan Bae lagi

"tujuh belas tahun"

"lihatlah, usianya bahkan lebih dari separuh usiamu"

"Irene eonni seusia dengan ayahku" sahut Somi

"Jinjja?" ucap Tuan dan Nyonya Bae kompak

"ne"

"woah, ayahmu menikah di usia yang sangat muda" ucap Bona yang dibalas Somi dengan anggukan.

.

.

Setelah makan malam Bona dan Somi pulang, Irene menyuruh Bona untuk mengantar Somi pulang sementara dirinya sekarang sibuk memilah make up yang akan ia buang dan yang tetap ia pertahankan.

KATARSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang