📌#8 Maaf✔

33 10 0
                                    

Iqbal pulang ke rumah nya dengan wajah yang lusuh. Setelah kejadian pelantikan Widy saat itu, ia sudah berusaha mengubungi Widy baik lewat pesan maupun telpon, tapi hasil nya nihil. Sampai bel pulang pun Iqbal masih belum menyerah. Bahkan, saran dari ketiga teman Widy untuk menonton bersama pun Widy tolak. Iqbal sungguh menyesal membuat Widy menghindari nya.

Ketiga curut favorit nya pun mengajak nya main PS di rumah Rian, tapi Iqbal tolak. Dia ingin segera pulang dan tidur sembari menenangkan hati nya.

Iqbal melempar tasnya asal ke sofa yang ada di kamarnya lalu merebahkan diri sejenak. Matanya menatap langit-langit kamar, tetapi pikiran nya menerawang jauh, bercabang kemana-mana. Tanpa menunggu lama, Iqbal memaksa tubuh nya bangkit dan berjalan dengan gontai ke arah kamar mandi.

Setelah menghambiskan waktu sekitar 15 menit, Iqbal keluar dengan penampilan yang lebih segar. Ia memakai kaos lengan pendek berwarna abu dan celana pendek berwarna hitam selutut.

Iqbal meraih jaket bomber nya dan mengambil kunci motor di atas nakas. Langkah nya menuruti tangga dengan tergesa-gesa.

Setelah menempuh lama kuranglebih 5 km dari rumah nya, Iqbal bingung dengan tujuan nya setelah ini.

Tanpa pikir panjang, motor besarnya itu mengarahkan ke rumah Widy. Iqbal masih belum sadar saat motor yang ditumpangi nya itu berhenti di depan rumah minimalis nan asri itu.

Saking lamanya Iqbal melamun, ia sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikan nya dengan saksama di depan gerbang.

"Ekhem."

Iqbal mendongak dan tatapan nya terkunci pada objek di depan nya itu.

____

Widy keluar dari rumah nya dengan membawa sebungkus plastik besar berwarna hitam yang lumayan berat. Itu terbukti dengan badan nya yang sedikit miring ke arah kiri demi menyeimbangkan antara berat bobot badan nya dan berat yang tengah ia jinjing itu.

Tujuan nya sudah pasti box berukuran sedang yang berada di pojok sisi sebelah kanan depan pagar rumah nya.

Baru saja tangan nya berhasil menggeser gerbang yang tingginya hanya sebatas dada itu, langkah nya harus terhenti akibat keberadaan mahluk yang sebenar nya tak ia harapkan kehadiran nya. Widy tahu setiap majluk diciptakan pasti ada manfaat nya masing-masing. Tapi yang satu ini, mungkin sekarang kehadiran nya kurang bermanfaat.

Setelah berfikir begitu, Widy memutuskan kembali ke awal niatnya saja yaitu membuang sampah pada tempat nya. Hanya saja, objek di depan nya itu memang sulit diabaikan begitu saja.

Widy menghela nafas. Sudah lima menit lama nya lelaki itu berdiri di depan gerbang. Sampah yang telah dijinjingnga akhirnya ia letakkan di samping kaki kirinya. Matanya lurus mengamati sosok lelaki yang sejak tadi hanya berdiam diri di atas motornya dengan pandangan menerawang.

Karena sudah terlalu jengah, Widy akhir nya berinisiatif untuk menyadarkan bahwa dia ada di sini kepada objek di depan nya itu.

"Ekhem."

Berhasil! Lelaki di depannya telah melihat nya. Tetapi hanya itu, dia hanya melihat nya hampir satu menit tanpa turun dari atas motornya.

Widy mendengus dan menjalankan misinya terlebih dahulu. Setelah membuang sampah, ia menghampiri laki-laki yang sedang berdiri disamping motor nya itu.

FRIENDZONE (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang