*
Ashilla POV
Perjalanan Bandung-Jakarta kemarin malam ternyata cukup menguras tenaga ditambah lagi paginya aku harus kembali sekolah. Akhirnya pagi ini kepala ku pusing saat hendak pergi ke sekolah.
Selama di perjalanan menuju sekolah aku hanya banyak diam, begitupun dengan Cakka tapi aku tau Cakka sesekali melirik ku dari sudut matanya. Mungkin dia pikir aku lagi badmood.
"Cepet turun," ucapanya yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
Ah, ternyata kami sudah tiba di parkiran sekolah. Aku mengangguk, mengiyakan, kenapa sih dia nggak bisa romantis sedikit, buka pintu kek, eh tapi emang kami ini ada apa?
"Hai Cakka," Cakka yang baru saja duduk dibangkunya disambut oleh sapaan Alika. Aku tidak bisa mengabaikan sapaan itu karena aku tepat berada disamping Cakka.
"Hai," balas Cakka sambil tersenyum tipis.
"Libur kemarin kemana?" tanya Alika.
"Jalan- jalan ke Bandung sama Shilla sama keluarga dia juga," dari sudut mataku aku dapat melihat sudur bibir Alika yang berkedut.
"Oh," ucap Alika dengan membentuk vocal 'O' dibibirnya.
"Yaudah Kka, gue balik ke bangku gue ya," ucapnya lagi yang dibalas Cakka dengan anggukan.
Good job.
Sepanjang pagi aku dan Cakka sama sekali tidak saling bicara, aku juga malas memulai pembicaraan lebih dulu, begitu bel istirahat berbunyi aku langsung pergi bersama Ify dan Sivia ke kantin jadi tak ada kesempatan bagiku dan Cakka untuk bicara.
"Eh Cakka kemana?" tanya Ify saat kami duduk dikursi kantin.
"Gak tau deh," jawabku, sejujurnya aku memang tidak tau dia kemana begitu bel istirahat berbunyi.
"Lo bedua berantem?"
"Enggak,"
"Terus?"
"Ya nggak ada,"
"Yakin?"
"Iya Fy,"
"Keliatan kayak lo dan Cakka lagi berantem,"
Saat itu ada seorang anak kelas 10 yang memanggil Sivia ke kantor guru, Shilla merasa beruntung karena akhirnya ia terbebas akan pertanyaan tentang Cakka.
"Ngapain?" tanya Sivia.
"Ngambil surat izin Kak, surat izin study tour," ucap siswi itu yang membuat Sivia bergegas pergi.
Berarti, ucapan Mama tentang study tour itu benar.
*
Cakka POV
Aku benar-benar tidak tau apa kesalahan yang ku perbuat hingga sepagi ini Shilla sama sekali tidak mengajakku bicara.
Dan saat diperjalanan pulang akhirnya ia angkat bicara karena aku tidak langsung membawanya pulang.
"Mau kemana sih?" tanyanya, terselip nada kesal disuaranya.
Aku menghela nafas kesal, "lo kenapa sih?" tanya ku akhirnya.
"Kenapa?" Ia balik bertanya.
"Gini deh, gue ada salah sama lo?"
"Salah apa?"
Dia kenapa lagi sih, gue nanya dan dia balik nanya. Kenapa cewek susah banget dingertiin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Dini
RomanceBagaimana kalau kalian menjadi aku, disaat seharusnya kalian merasakan indahnya jatuh cinta, indahnya dicintai, indahnya bersama seorang yang kalian sukai, namun semuanya sirna karena perjodohan gila yang Mama dan Papa kalian rencanakan. Dan bagaima...