***
Author POV
Fiona dan Viola berlari kedalam pelukan Mamanya begitu mereka tiba dihotel tempat mereka menginap.
"Mamaa..." ucap keduanya lalu terkikik bahagia.
"Hai sweety, gimana rasanya semobil sama Kak Shilla dan Kak Cakka?" Tante Mala bertanya pada kedua putrinya.
"Kak Shilla baik Ma, Fio suka," ucap Fiona.
"Kak Cakka juga, ganteng lagi," Viola menyambung yang disambut tawa Mamanya.
Sambil berjalan memasuki lift Viola dan Fiona asik bercerita pada Mamanya bagaimana mereka menghabiskan waktu selama diperjalanan.
"Tadi Kak Cakka pegang tangan Kak Shilla Ma, meleka lucu," ucap Fiona dengan polosnya.
Cakka dan Shilla yang mendengar ucapan Fiona saling bertatapan, sementara itu Tante Mala terkikik geli sambil mengerling jahil pada mereka.
"Terus Kak Cakka sama Kak Shilla ngapain lagi?" tanya Mama Anne memancing.
"Kak Cakka bilang..." Fiona menggantungkan kalimatnya sambil menggoyang goyangkan jari telunjuknya di dagu.
"Fio lupa," lanjutnya yang Cakka bernapas lega mendengar ucapan Fiona.
"Aku inget. Aku inget Tante!" sambung Viola dengan semangat.
"Apa tuh?" tanya Mama Anne antusias.
"Kata Kak Cakka, Kak Cakka gak bisa jauh-jauh dali Kak Shilla," ucapnya.
Tante Mala dan Mama Anne saling berpandangan dan terkekeh sementara Cakka dan Shilla menunduk merasa malu barang untuk memandang Tante Mala dan orang tuanya.
"Cie anak Mama," goda mama Shilla.
Shilla hanya bisa menundukkan wajahnya. Sedangkan Cakka sudah salah tingkah dibuatnya.
"Telus Kak Shilla ngeliatin Kak Cakka gitu gak kedip-kedip," seolah tak cukup sampai disitu Viola melanjutkan ceritanya dengan tatapan tanpa dosa.
Tante Mala, Tante Ayu, dan Mama Anne pun tertawa mendengar pengakuan Viola dan Fiona. Shilla mendengus karena tawa itu.
"Yaudah gak usah dibahas lagi sih," ucap Shilla pelan.
Tante Ayu tersenyum, "ciee, bisa malu juga nih," godanya.
Sementara itu Cakka yang sama tersipunya mengalihkan pandangannya seolah-olah tidak mendengar apapun.
*
Ashilla POV
Aku berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, mencuci wajah dan mengganti pakaian dan malam ini aku dan Cakka untuk pertama kali akan tidur sekamar, satu ruangan atau bisa jadi satu tempat tidur.
OMG!
Ini terjadi karena kamar hotel tempat kami menginap hanya tersisa 3 lagi, karena tidak ingin ribet mencari hotel lagi akhirnya Mama memutuskan aku dan Cakka satu kamar saja dengan alasan aku dan Cakka kan sudah halal.
Lama aku di dalam kamar mandi sampai sebuah suara membuatku harus keluar dari sini.
Tok tok tok.
"Kak Shillaa... Bukain pintunya... Fio mau pipissss..." jerit Fiona diluar sana.
"Ola jugaa..." sahut Viola menyambung jeritan Fiona. Dasar anak-anak.
"Iya, sebentar," ucapku membahas sahutan mereka.
Lagian ngapain sih mereka masuk kesini? Jangan jangan mau jadi mata-mata lagi, oh iya tentang aku dan Cakka yang berpegangan tangan sungguh itu tidak ada maksud lain selain untuk menolak secara halus permintaan Viola dan Fiona untuk duduk didepan, Cakka hanya takut jika ia tidak konsen nyetir dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Dini
Roman d'amourBagaimana kalau kalian menjadi aku, disaat seharusnya kalian merasakan indahnya jatuh cinta, indahnya dicintai, indahnya bersama seorang yang kalian sukai, namun semuanya sirna karena perjodohan gila yang Mama dan Papa kalian rencanakan. Dan bagaima...