***Ashilla POV
Aku keluar dari kamar dengan langkah kaki yang hampir tak terdengar, ini bukan karena kaki ku terkilir dan tak bisa berjalan namun karena aku tidak ingin Cakka mendengar langkah kaki ku. Kejadian dikamar tadi tentu saja membuatku malu setengah mati.
Cakka memang benar-benar menyebalkan.
Tadinya aku dan Cakka memang berniat untuk makan diluar tapi dengan kaki ku yang seperti ini aku mungkin hanya bisa menyusahkannya. Bahkan saat ini saja aku harus berjalan dengan bantuan setiap benda yang ada di dekatku untuk sampai ke dapur.
Di dapur, Cakka sedang berdiri di depan meja makan dengan celemek ditubuhnya juga beberapa bahan masakan yang tersusun rapi didekat kompor.
"Ngapain Kka?" tanyaku memecahkan suasana hening yang ia ciptakan sendiri.
"Yang lo liat?"
"Masak?"
"Yeah!"
"Lo bisa masak?"
"Lebih baik dari pada lo,"
"Gue bisa masak tau,"
"Masak apa?"
"Masak telur gue bisa kok," Cakka mengangkat bahunya acuh, kenapa dia nyebelin banget sih?
"Kita gak jadi makan diluar nih?" tanya ku lagi, yang benar saja pertanyaan ini seharusnya tidak perlu ku tanyakan mengingat tentang kaki ku yang sepertinya terkilir.
"Emang lo bisa jalan?" Cakka balik bertanya.
"Emm... Bisa sih tapi harus dipegangin,"
"Yaudah kita makan apa yang ada aja," Aku mengangguk setuju lalu duduk di salah satu kursi sambil melihat Cakka yang tengah fokus dengan masakannya.
Beberapa saat kemudian Cakka selesai dengan priring berisi nasi goreng ditangannya. Ia membuka celemeknya, menyodorkan piring milikku dan lalu duduk disamping ku.
"Thanks," ucapku yang dibalas anggukkan olehnya.
Kami hanya makan dalam diam, nasi goreng Cakka juga cukup enak, saat aku meliriknya tanpa sengaja mata kami bertemu.
"Ngapain liat-liat?" cetus ku karena mendapati Cakka yang tengah menatap ku.
"Emang gue ngeliatin lo? Geer,"
"Iya tadi, gue liatin balik lo malah pura-pura malingin muka,"
"Oh berarti, lo yang liatin gue,"
"Cih, pede,"
"Terus tau dari mana gue liatin lo?"
"Tau gara-gara lo liatin gue,"
"Emang gue liatin lo?"
"Ih, terserah deh, dari tadi ngomongnya muter-muter di situ-situ mulu,"
"Masa sih?"
"IYA CAKKA IYAAAA..."
*
Aku menyelesaikan memasuki pakaianku kedalam koper, setelah merasa sudah lengkap dan tidak ada yang tertinggal aku pun keluar dari kamar dan berjalan kearah dapur.
Besok siang adalah jadwal untuk peserta study tour kelas 12 berangkat ke Bali, itulah sebabnya hari ini aku sudah packing agar keeseokan hari aku tidak terburu.
"Mama kemana Bi?" tanya ku pada Bi Asih yang sedang mencuci piring.
"Dikamar Non," Bi Asih melirikku lalu menjawab, aku mengangguk dan berbalik arah menuju kamar kedua orang tuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Dini
RomanceBagaimana kalau kalian menjadi aku, disaat seharusnya kalian merasakan indahnya jatuh cinta, indahnya dicintai, indahnya bersama seorang yang kalian sukai, namun semuanya sirna karena perjodohan gila yang Mama dan Papa kalian rencanakan. Dan bagaima...