Part 4

34.3K 998 4
                                    

***

Cakka POV

Pagi ini aku merasa begitu segar setelah demam selama dua hari dan akhirnya aku dapat kembali pergi ke sekolah. Oh ya, ada alasan lain kenapa aku ingin segera kembali sekolah yaitu agar Shilla tidak pulang diantar oleh Alvin.

Aku lihat kemarin.

Shilla dan Alvin. Naik motor berdua.

"Ih cepetan deh lo," jerit Shilla dari depan seperti biasa, sepertinya ini adalah hobbinya dipago hari.

"Sabar," ucapku.

"Pa-Ma kita berangkat,"

"Hati-hati."

Shilla yang duduk di jok samping kemudi asik dengan ponselnya , kadang kala timbul rasa ingin menghempaskan ponselnya entah kemana tapi sebagai orang yang berprikemanusiaan dan menjunjung tinggi sifat sabar, akhirnya ku putuskan untuk diam dan memfokuskan pandangan ke jalanan didepan.

Ada untungnya juga dia sibuk dengan ponselnya jadi ia tidak bertanya kenapa dia bisa sampai dikamar kemarin malam padahal tidak ada yang membangunkannya, mungkin dia lupa. Baguslah.

"Nanti lo pulang sendiri aja," ucap Shilla tiba-tiba yang membuat ku menoleh ke arahnya.

"Gue ada janji sama seseorang," lanjutnya.

"Hmm," malas untuk berdebat dengannya pagi-pagi begini jadi kuputuskan untuk diam saja.

Bikin mood gue rusak banget nih cewek pagi-pagi.

Begitu sampai didalam kelas aku sudah dikerumuni teman-teman satu kelas dan rata-rata itu adalah wanita.

"Selamat dateng Kka,"

"Kka lo udah sembuh?"

"Udah baikan Kka?"

"Senang deh lo udah masuk,"

"Minta alamat rumah lo dong biar kalo lo sakit lagi gue bisa ngejenguk?"

Ini benar-benar pagi yang tidak ku inginkan pada akhirnya aku hanya menjawab sekenanya saja karena mood yang sudah tidak baik.

*

Ashilla POV

"Gila ya.. udah tau Cakka pacaran sama Shilla masih aja diganggu," oceh Ify saat kami berada dikantin di jam istirahat.

"Bener," jawab Sivia.

"Padahal Shilla ada di depan kelas masih aja dikerumunin,"

"Bener,"

"Eh Vi lo gak usah nyaut-nyaut deh,"

"Bener," dan kali ini aku yang meyahut.

Alvin, Rio dan Cakka sedang latihan basket, jadi kami putuskan untuk bertiga saja ke kantin.

"Gimana sih lo Shill. Cakka kan, cowok lo dan dia digituin lo malah diem aja," ucap Ify sambil menyendokkan nasi gorengnya ke dalam mulut.

"Coba kalau cowok gue digituin udah deh dapet martabak tuh satu-satu cewek yang gangguin," cerocos Ify seolah mengatai kebodohanku.

"Ya biarin aja lagi Fy, lagian gue harus ngapain," ucap ku kali ini terdengar pasrah.

"Elah Shill, makin lo diemin mereka makin keganjenan tuh sama Cakka,"

"Iya Shill bener, apalagi yang deketin Cakka cantik-cantik,"

"Kalau emang Cakka sukanya sama gue dia pasti cuma liat gue sebagai satu-satunya walaupun ada yang lebih cantik dari pada gue, "

Bukan Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang