1. F I R S T K I S S ||

374 97 383
                                    


Jangan lupa untuk memberikan bintang di bawah sana untuk sedikitnya menghargai penulis.

Maaf jika ada kata penulisan, tanda baca yang typo. Penulis sedang masa pembelajaran, harap di maklumi. Dan jangan lupa tandain yah.
Cerita ini hanya untuk hiburan.

«Happy Reading»
_

— Air mata adalah satu-satunya cara bagaimana mata berbicara, ketika tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat hatimu terluka. —

  

-
-
-

04 Mei 2018
21.45 GMT

Gadis yang masih berumur 18 tahun itu, terlihat menyedihkan sekarang. Setelah kepergian seseorang yang ia anggap sebagai harapan untuk bisa bertahan sampai detik ini, kini ia pergi begitu saja. Hanya karena dia harus pindah ke tempat yang cukup jauh.

Meninggalkan gadis yang selama ini sudah rapuh harapannya dan tekanan batin yang terus menggoyah hatinya dan juga jiwa raganya selama ia hidup. Entah mengapa gadis itu membenci laki-laki yang telah meninggalkannya itu. Gadis itu di tinggalkan, menyedihkan.

Tidak hilang, masih ada, hanya saja lagi tidak bersama.

Gadis itu memang menaruh harapan dan kebahagiannya pada laki-laki itu. Entah mengapa, dia selalu berharap lebih pada seseorang yang membuatnya nyaman selama bersamanya. Setelah dia meninggalkannya, gadis itu tak memiliki tujuan hidupnya. Dia tak punya siapa-siapa lagi, meski dia masih memiliki seorang kakak dan Ayahnya. Bahkan mereka membencinya mereka sama sekali tak mempedulikan keberadaannya.

Gadis itu hanya menganggap dirinya tak berguna, pembawa sial, dan dia benci dirinya sendiri. Dia lelah hidup seperti ini. Kini gadis itu hilang akal, telah meminum minuman pahit itu. Entah sudah habis berapa botol yang telah ia minum. Padahal dia masih belum legal di umurnya itu.

Sekarang dia berjalan melangkahkan kakinya dengan sempoyongan di gang yang hanya gadis itu sendiri dan juga penerangan cukup minim. Dia juga masih memakai seragam sekolahnya dan juga jaket kulit hitam miliknya. Daman juga entah mengapa wajahnya penuh lebam dan sudut bibirnya yang berdarah, entah sudah melakukan apa gadis itu.

Akhirnya tubuhnya tumbang dengan jatuh terduduk, karena dia tidak kuat lagi membawa bobot tubuhnya yang kini sedang setengah sadar hilang akal. Dia tertawa miris dengan air mata mengalir lancar di pipinya. Kenapa begitu sial nasibnya ini. Tak berguna sekali dirinya hidup. Gadis itu hanya memikirnya dirinya yang menyedihkan. Tak memikirkan yang kini ia berada di tempat yang cukup mengerikan untuk seorang gadis seperti dirinya.

Dia hanya berharap, ada orang yang mau membawanya pergi jauh dari kehidupan yang seperti neraka ini.

"Gwaenchanh-a?" suara seorang laki-laki terdengar.(Kau tak apa-apa) Dia langsung berjongkok di hadapan gadis itu, yang saat ini hanya menunduk dan tertawa miris dengan mata yang sembab, di lihatnya. Tapi wajahnya tak terlihat jelas karena sebagian rambutnya menutupi wajahnya. Karena heran saja, mengapa seorang gadis yang hampir tengah malam sendirian di gang gelap seperti ini. Bagaimana jika ada orang jahat yang ingin menyakitinya, dia tak bisa membayangkannya.

"Kau kenapa?" tanyanya sambil memegang sebelah bahu gadis itu. "Apa ada yang bisa kubantu?" tambahnya.

Gadis itu mendongkakkan kepalanya merasakan bahunya di pegang oleh seseorang. Gadis itu benar-benar terlihat mabuk saat ini. Dia tak bisa berpikir jernih hingga melihat seseorang di depannya itu seperti cahaya yang seperti mau membawanya pergi menuju akhirat yang bisa membawanya ke kedamaian.

Apa benar yang diinginkan selama ini sudah datang?

Gadis itu tersenyum pelan. Dengan tiba-tiba dia memegang kedua pipi seseorang itu dengan kedua tangannya yang terlihat samar-samar karena lampu di gang ini tak terlalu cukup minim. Hingga seseorang itu membulatkannya kaget dengan perlakuan tiba-tiba gadis yang di temukannya ini.

Dia hanya diam melihat apa yang akan dilakukan gadis ini padanya selanjutnya. Yang gadis itu anggap seorang malaikat yang datang untuk membawanya pergi dari dunia yang fana ini.

"Kau, malaikat?" racaunya parau. Seseorang itu hanya bungkam mengeryitkan dahinya bingung dengan jantung yang masih panik.

"Apa kau akan membawaku pergi—dari dunia ini?" tanyanya meracau dengan nada yang sendu dan memelas. Gadis itu mendekatkan wajahnya pada seorang laki-laki itu hingga mengikis jarak antara wajah mereka.

Gadis ini membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dengan perlakuan gadis ini padanya. Dia juga mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari mulutnya. Gadis ini benar-benar mabuk pikirnya. Tiba-tiba gadis itu tertawa ringan dengan mata sayu nya tertuju pada bibir seseorang di depannya itu.

Cup

Anak laki-laki berseragam sekolah itu tersentak membulatkan matanya besar, merasakan sesuatu yang kenyal menempel tepat di bibirnya. Iya, gadis itu menciumnya, lebih tepatnya mengambil first kiss anak laki-laki itu. Dia langsung menarik dirinya, dan berusaha menyadarkan gadis tak tau diri ini yang tiba-tiba lancang menciumnya.

"Hei kau mabuk? Ayo, kuantarkan pulang. Rumahmu dimana?" tanyanya bertubi-tubi. Gadis itu tak menjawab dan hanya cemberut malas di lihatnya.

"Bagaimana jika ada orang jahat di sini?" ucapnya khawatir. "Apa yang akan kau lakukan hah?" lanjutnya dengan nada sedikit kesal. Gadis itu hanya cemberut dan menunduk kecewa, bahwa seseorang yang di depannya ini bukan seorang yang ia tunggu dia bukan malaikat, melainkan hanya seorang laki-laki yang tak sengaja ia cium pikir gadis itu tanpa ia merasa bersalah.

Gadis itu berusaha untuk berdiri dengan pelan dan hampir terjatuh dan langsung di tahan oleh seseorang itu dan membantunya berdiri. "Kenapa kau peduli hah? Pergilah! Jika kau bukan malaikat!" racaunya menyentak.

"Hei, kau mau ke mana?" tanyanya sambil menahan tangan gadis itu.

"Pergilah!" langsung menepisnya kasar. Gadis itu melangkahkan tungkainya pelan dengan sempoyongan pergi menjauh dari tempat itu. Dan meninggalkan seseorang itu yang saat ini sedang memandang punggung gadis itu yang semakin menjauh.

"Apa dia akan baik-baik saja?" gumamnya khawatir.

"Semoga saja."

Entah mengapa dia merasa khawatir dengan gadis yang tadi lancang menciumnya itu. Dan laki-laki itu pun pergi meninggalkan tempat itu sambil memegang bibirnya.

[].

Next<3

©Sunisyan

Look At Me || REVISIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang