04. PERMEN KOTAK MERAH

4.2K 424 73
                                    

Sejak kejadian Bright bilang kangen pada Gulf, Mew selalu mengikuti semua aktifitas Gulf selama seminggu ini.

Gulf mah seneng-seneng aja, tapi Bright selalu kesal karena acara pdktnya diganggu terus oleh Mew.

Mau Mew apa si?

Seperti saat ini, Mew yang notabenya tidak terlalu suka bermain sepak bola, malah ikut bergabung bersama kedua bocah itu. Boun yang emang sering merhatiin mereka cuma geleng-geleng kepala.

Bukan dugem tapi!

“Main bola, ya main bola. Enggak usah modus peluk-peluk ponakan gue!” Boun berteriak dari pinggir lapangan.

Heran banget. Enggak Mew enggak Bright, sama-sama suka modus.

Sebenarnya bukan cuma Mew dan Bright yang saling bersaing untuk mendapatkan Gulf. Joss dan Luke juka ikutan persaingan itu, mereka cuma mau anaknya nikah sama Gulf.

Mew dan Bright kan selalu cari perhatian dari Gulf. Kalo Joss dan Luke, selalu berusaha untuk menjadi calon mertua yang baik untuk Gulf.

Setelah selesai bermain bola, Mew dengan sigap langsung mengusap keringat dari muka Gulf. Bright juga enggak mau kalah, bocah itu memberikan jus buah pada Gulf.

“Maacih naa~~” Gulf senyum lebar, taring kecilnya terlihat sangat lucu.

“Gupi, Bai mau cium Gupi boleh?” tanya Bright

Sebelum Bright mendekat pada Gulf, Mew langsung menarik Gulf ke pelukannya.

Enak aja main cium-cium calon bini gue!

“Mew! Aku mau cium Gupi!” serunya tidak terima, untung saja tadi Bright tidak terjatuh ke depan.

“Lo itu masih kecil, kenapa mau jadi pelakor, hah?!”

Pelakor itu apa si? Dari kemarin Mew selalu mengatai Bright dengan sebutan pelakor, pikir Gulf dan Bright.

“Baby Kana itu nikahnya cuma mau sama gue! Jadi lo enggak usah berekspetasi tinggi.” Mew menggendong Gulf dan membawanya pergi.

Bright menghentakan kakinya kesal, dia mau laporan sama Papi Luke, kalo Mew selalu merebut startnya.

Mew membawa Gulf berkeliling menggunakan sepeda, sepeda itu sudah dimodif agar Gulf nyaman duduk di depan.

“Au temana Phi Meow?” tanya Gulf. Balita itu menoleh ke belakang.

Mew tersenyum. “Kita jajan aja gimana?” Mew malah bertanya balik, alasan Mew ngajak Gulf pergi naik sepeda supaya Bright tidak bisa mengikuti mereka.

Gulf mengangguk antusias. “Boyeh!”

Sepeda merah milik Mew berhenti di sebuah minimarket depan komplek, bocah remaja itu lalu menggendong Gulf dan membawanya masuk ke dalam.

“Ingin yaa,” ucap Gulf. Gulf selalu bingung saat memasuki minimarket, kenapa di sini sangat dingin? Kenapa rumahnya tidak sedingin ini? Padahal kan sama-sama memiliki pendingin ruangan.

Mew mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh gembul Gulf.

Setelah mengambil semua makanan yang Mew dan Gulf inginkan, keduanya langsung antri ke kasir untuk membayar.

Gulf merogoh semua saku yang ada pada pakaiannya, balita itu tadi minta untuk diturunkan, Gulf takut Mew kecapean karena menggendongnya terus.

“Baby cari apa?” tanya Mew.

“Gupi nda bawa duyit, hehe.” Gulf menampilkan cengirannya.

“Baby kan calon istrinya Phi, jadi uang Phi uang baby juga. Itung-itung latihan sebelum menikah, jadi kalo kita udah nikah bakal terbiasa kaya gini,” jelas Mew.

BABY KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang