08. PENDUKUNG BRIGHT

2.5K 305 57
                                    

“Bunda?”

“Yuhuuuu Bunda tu~~” panggil Gulf sekali lagi.

Bunda Grace yang lagi masak, noleh saat dipanggil putranya itu. Wanita itu mematikan kompornya dan berjalan menghampiri putra lucunya.

“Saya?” Gulf mengangguk lucu dan tersenyum manis.

“Baby kenapa, hmm?” tanya Bunda dan mengangkat tubuh Gulf agar duduk di kursi milik balita itu.

“Bunda, Gupi mawu mayin cama embal iga,” ucap Gulf sambil menunjukkan ketiga jarinya.

Kembar tiga? Memangnya ada ya di kompleks perumahan ini yang punya anak kembar tiga? Eh, bukannya adanya cuma dua ya?

Si Aj sama Jj, bukan?

“Siapa?” tanya Bunda.

“Non, Chi, Paw,” jawab Gulf semangat. Bunda tertawa mendengarnya.

Kembar tiga? Mereka memang bukan saudara kandung, tapi kemana-mana selalu bersama. Jadi Gulf memanggilnya kembar tiga.

Bunda menatap heran pada putranya itu, kenapa tumben sekali Gulf ingin bermain bersama anak-anak kompleks lainnya? Biasanya kan kalo enggak sama Mew, ya sama Bright.

“Tenapa cih mutanya? Nda boyeh?” tanya Gulf.

Bunda menggeleng.

“Boleh kok, tapi jangan lama-lama, nanti sore Phi Godt mau main ke sini. Sama Phi Off dan Phi Tay juga.”

Bunda mengingat ucapan Godt saat menelfonnya kemarin, Godt sebenarnya mau ngomong langsung sama Gulf, tapi Gulf udah tidur.

“Phi Meow na nda te cini?”

Bunda menggeleng dan tersenyum diam-diam, sepertinya wanita itu ingin mengerjai putra manisnya ini.

“Phi Mew pasti mau pergi sama pacarnya lah, masa setiap hari mainnya sama Gupi mulu.”

Gulf mendelik tidak suka dan berkacak pinggang.

“Dih, dih, dih. Bunda nyomong paan adi? Pacal Phi Meow tan Gupi, tenapa Phi Meow bocen mayin cama Gupi?”

“Ka——”

“Idih! Bunda nda tawu ya? Phi Meow memikahnya cuma mawu cama Gupi, tawuu.” Gulf berucap sangat bangga, membuat Bunda Grace menatapnya tidak percaya.

Antara takjub sama kaget. Tingkat kepercayaan diri anaknya sangat-sangat tinggi.

Dan kenapa gen sinting dari Ayah Mild menurun 99,99% pada Gulf?

“Baby yang ngajarin ngomong kaya gitu siapa, hmm?”

“Phi Meow nyah!” Gulf menjawab bangga.

Bunda mencincingkan matanya, nanti kalo Mew main ke sini, Bunda mau menginterogasi Mew. Masa iya putranya yang baru berumur 4 tahun, udah apal banget sama ucapan-ucapan begitu.

Bunda lalu menyuruh Gulf untuk menceritakan kenapa Gulf bisa pede banget ngomong kalo Mew mau nikah sama dia.

Gulf langsung cerita semuanya dari a sampai z. Tapi kadang Bunda pusing sendiri denger ucapan alien yang enggak dia paham keluar dari mulut Gulf.

“Satu-satu ngomongnya.”

Gulf menoleh dengan raut wajah terkejut. “AYAH!” teriaknya dan meloncat ke gendongan sang Ayah.

Ayah Mild memegang dadanya yang terasa berdetak kencang dan memeluk tubuh Gulf.

“Hoi, jangan teriak kaya gitu lagi, kalo nanti Ayah jantungan gimana?”

BABY KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang