Gulf melompat dari tempat tidurnya, saat bunyi alarm tidak berhenti dari tadi. Matanya melotot kaget saat melihat angka pada jam itu, pukul 07:50.
Rasanya Gulf ingin menangis saja, pasti Phi Meow sudah berangkat ke sekolah. Gulf jadi tidak bisa ikut mengantarnya.
“Huhuhuuu ..., Phi Meow.”
Gulf keluar dari kamarnya dengan terus memanggil nama Mew, Bunda yang melihat putranya menangis sambil berjalan ke arah pintu depan, langsung mengejarnya.
“Baby kenapa, hmm?” tanya Bunda saat Gulf sudah berada digendongannya.
Bukannya berhenti menangis, Gulf semakin kencang menangis dan terus mengucapkan nama Mew. Bunda jadi ikut sedih lihatnya, putranya ini jarang sekali menangis seperti ini.
“Buna, napa nda banunin Gupi?” tanyanya, suaranya bahkan masih tersengguk-sengguk.
“Gupi tidur pulas sekali. Kata Phi Mew tidak apa-apa jika hari ini Gupi tidak ikut mengantarnya, bisa lain waktu.”
Tapi Gulf tetap menangis kencang, jahat sekali Phi Meow. Harusnya Phi Meow tetap membangunkan Gulf, agar anak itu tidak menangis seperti ini.
“Cup cup cup na~~ nanti Phi Mew pasti pulang lagi kok. Gupi mandi dulu yuk, nanti kalo Gupi udah wangi pasti Phi Mew pulang,” bujuk Bunda.
Si kecil yang mendengarnya langsung menghapus air matanya dan tersenyum, dia tidak sabar bertemu dengan Phinya itu. “Beneyan?” tanyanya semangat.
Bunda mengangguk dan mencium pipi gembul Gulf. “Beneran sayang.”
Gulf tertawa karena Bunda terus menciumi pipinya. “Buna geyi~~”
Bunda berhenti menciumi pipi gembul Gulf, lalu mengajak sang anak untuk mandi.
“Buna, Gupi maw cekhoya aya Phi Meow na.” Gulf menoleh pada sang Bunda yang tengah menggosok punggungnya. Melihat Bunda mengangguk dan berkata “iya”, Gulf kembali bermain dengan bebek kuning yang dibelikan oleh Phi Meow, senyum lebar terbit dibibir balita itu.
“Kalo Gupi udah gede, nanti Gupi pasti sekolah kaya Phi Mew. Makanya Gupi harus minum susu dan makan sayuran, biar bisa cepat gede.”
Si kecil mengangguk, dia akan menurut saat disuruh makan sayuran, supaya cepat besar dan bisa sekolah bersama Phi Meow.
Setelah mandi dan sarapan, Bunda meletakan Gulf dikarpet berbulu bersama mainan-mainan milik si kecil. Tadi Bunda bilang mau ke dapur bikin kue coklat, Gulf juga minta dibuatkan puding coklat.
Ini sudah hampir siang dan Phi Meow belum pulang, Gulf mengambil topi buket miliknya. Setelah memakainya, Gulf keluar untuk menemui Phi Meow.
“Buna, Gupi mau temu cama Phi Meow,” pamitnya. Gulf bisa keluar karena gerbang rumahnya tidak sepenuhnya tertutup.
Kaki kecilnya melangkah ke arah kanan, untung saja Gulf masih menyimpan kertas yang berisikan nama sekolah Phi Meownya, jadi Gulf bisa meminta tolong jika ada yang bersedia mengantarkannya.
Ini sudah sangat jauh dari rumahnya, tapi sekolah milik Mew tidak terlihat juga dipenglihatannya. Kaki kecil Gulf sudah sangat lelah untuk berjalan, si kecil duduk di trotoar. Untung saja dia memakai topi, jadi tidak terlalu panas.
Ternyata keluar dari komplek perumahan, memerlukan waktu yang lumayan lama ya.
“Kamu tersesat, ya?”
Gulf mendongak saat ada bapak-bapak yang bertanya padanya. Kata Ayah kalo pake baju begitu, namanya petugas kebersihan. Mereka itu orang-orang baik yang menjaga lingkungan agar tetap bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY KANA
Fiksi PenggemarTentang si kecil Gulf Kanawut dan tetangga tampannya, Mew Suppasit. Gulf: 3 tahun. Mew: 14 tahun.