Sore
Wendy bangun tidur dan mengumpulkan nyawa sebentar sambil tersenyum menahan geli karena napas Jisoo yang menggelitik lehernya.
Wendy Melirik jam dinding menunjukkan hari sudah sore. Dia menoleh ke Jisoo memutuskan untuk membangunkan nya.
"Unnie bangun !" Wendy dengan lembut menggoyangkan Jisoo agar bangun.
"Nanti, ini sangat nyaman untuk di tinggalkan" Jisoo semakin Menyelusup mengendus-endus leher Wendy.
"Hajima ! Stop Unnie!" Wendy mengeluarkan kepala Jisoo dari lehernya agar berhenti mengendus-endus.
"Yaish menyebalkan !" Gerutu Jisoo pada Wendy yang kini duduk di depannya.
"Huh lagian Unnie ngapain pakai ngendus-endus leherku segala"
"Ya ! Siapa yang berani melakukan itu ?!" Seru Jennie menerobos masuk kamar di ikuti Rosé dan Lisa di belakang.
"Jisoo Unnie" tunjuk Wendy dengan polos.
"JISOO UNNIE !!!" Murka jenlichaeng dengan muka merahnya yang tersulut emosi dan mata yang berapi-api.
"Itu bukan salahku betapa hangat dan lembut nya dia, peace" Jisoo memberi tanda perdamaian.
"Tetap saja itu tidak mengurangi rasa kami untuk membekam mu dengan bantal, hiach" jenlichaeng melompat ke kasur memulai perperangan dengan Jisoo.
Pisahin, enggak, pisahin, enggak, pisahin, enggak, oh oke aku tidak usah pisahin mereka biarkan saja seperti itu hahaha
Wendy dengan santai meninggalkan pertempuran yang terjadi di kamarnya tanpa melerainya.Ah lengket sekali badanku, oh iya baru inget aku kan belom mandi dari pagi, kalau gitu ku mau mandi dulu
Batin Wendy.Di kamar Wendy, Jisoo menjadi berantakan dengan rambut yang acak-acakan di sebabkan oleh jenlichaeng.
"Ya! Berhenti membuatku berantakan. Kalian bisa membikin kamar Wendy juga berantakan." Jisoo berujar kesal. Bukannya berhenti, Jenlichaeng justru melempar bantal lagi dan berhasil menghantam ke wajah Jisoo.
Kesabaran Jisoo sudah habis, sekarang Jisoo seperti mengeluarkan tanduk dari kepala. Dia menggeram marah, membuat Jenlichaeng terdiam mematung menatap Jisoo.
Jenlichaeng meneguk ludahnya kasar, wajah mereka memucat, mereka merasa hawa panas di sekitar sampai mengeluarkan keringat. Jisoo tersenyum menyeramkan. Itu semakin membuat keringat mereka mengucur deras.
Jisoo turun dari kasur berjalan perlahan maju mendekati Jenlichaeng dengan aura pembunuh dan senyum devil di bibirnya. Jenlichaeng perlahan mundur turun dari kasur, Jisoo maju, Jenlichaeng mudur, Jisoo maju, dan Jenlichaeng sudah terpojok tidak bisa kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH GROUPS (COMPLETE)
FanfictionGimana reaksi Irene, Seulgi, Joy, dan Yeri ketika terbangun dari tidurnya mengetahui Wendy sudah tidak ada di dorm, bahkan tidak ada barang-barangnya Wendy di dorm? Bahkan setelah mereka menanyakan kepada manager & agensinya, jawabannya adalah tidak...