"Biar aku saja yang menyetir" Jennie mengambil kunci dari tangan Wendy.
Wendy membiarkan Jennie mengendarai mobil. Dia bersandar memejamkan mata membuat Jennie menatap khawatir di sampingnya.
"Jalan Unnie" ucapan Wendy menyadarkan Jennie. Jennie memakai sabuk pengaman dan mulai menjalankan mobil.
Selama perjalan suasana di mobil hening hanya terdengar suara kendaraan lain.
Jennie sesekali melirik Wendy sedang memandang pemandangan di jendela. Wendy menoleh.
"Apa ?" Tidak tau terdengar seperti apa suara Wendy. Saat Wendy menoleh kearahnya dan membuka suara itu bikin Jennie langsung kembali fokus mengemudi.
...
Irene turun dari taksi setelah membayar. Sambil membawa belanjaan Irene berjalan dengan air mata yang kembali keluar.
Irene membuka pintu masuk tanpa memberi salam pada SeulJoyRi. Yeri sadar leadernya sudah kembali ingin menghampiri tapi tidak saat melihat air mata mengalir di pipi sang leader.
"Unnie ada apa dengan mata mu ?" Teriak Yeri melompat dari sofa membuat Irene berhenti melangkah tanpa menengok ke arahnya.
Joy dan Seulgi kaget mendengar teriakkan Yeri melihat sekitar dengan untuk tau siapa yang Yeri teriakin. Tatapan mereka terhenti pada sosok leader.
Tanpa aba-aba Joy menghampiri Irene diikuti seulgi di belakang.
"Yass! Siapa orang yang berani-beraninya menangisi kamu unnie ?" Tanya Joy sambil mengelap air mata Irene dengan jarinya.
Irene tidak merespon. Dia mendongak memandang Joy, Yeri, Seulgi. Yang lain meringis melihat tatapan kosong di tujukan ke mereka.
Seulgi membasahi bibirnya berhati-hati mengajukan pertanyaan. Memohon semoga di jawab.
"Unnie, boleh tau alasan Unnie menangis ?" Pertanyaan kali ini merubah tatapan kosong itu menjadi kesedihan yang dalam dihiasi dengan senyum kecut kecil tersungging di bibir Irene.
"Haruskah aku menjawab" sekarang bergilir SeulJoyRi yang tak merespon. Mereka seperti terhubung dengan Irene. Mereka bisa merasakan dari nada Irene itu seperti orang yang bertemu kembali dengan orang yang menghilang tanpa kabar dan menurut mereka orang ini sangat berharga dalam hidupnya. Dan itu terasa dalam diri Joygi seperti pada waktu bertemu dengan manusia salju.
Yeri yang juga merasa apa yang di rasakan oleh Irene. Agak merasa aneh yang sendirinya tidak tau apa perasaan ini. Yeri merasakan ini seperti ada yang mengganjal, kaya ada yang tertinggal atau sesuatu yang belum ia lakukan.
Susah sekali dijelaskan dengan kata-kata.
"Haruskah aku menjawab" ujar Irene lagi. Semuanya masih diam tak merespon.
Irene menarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Perlahan dia mencoba untuk menjawab menceritakan agar mereka tidak menyimpan rasa penasaran.
"Tadi saat u---"
"Mian Unnie sudah memaksa untuk menjawab tapi sepertinya tidak usah di ceritakan Unnie, karena aku tidak ingin Unnie meneteskan air mata saat menceritakannya" bilang Yeri membuat Irene tak melanjutkan kalimatnya. Irene tersenyum walau tidak sampai matanya. Dia mengacak rambut Yeri pelan.
"Bener tidak usah ?"
"Iya Unnie"
"Arasseo... unnie mau simpan ini ya" ucap Irene menunjukkan bawaan belanja.
Yeri mengangguk dan Irene pergi. Yeri berbalik melihat wajah Seulgi dan Joy di depan mukanya hanya 2 sentimeter.
"Kamchagiya! Kyaaa Joy unnie Seulgi unnie" Yeri termundur kaget. Memoloti mereka karena membuatnya kaget. Yeri meninggalkan Joygi dan masuk kamar.
"Anak itu kenapa ?" Kata Joy.
"Gak tau" Seulgi mengangkat bahu.
"Unnie, apakah kamu mencurigakan sesuatu ?" Ucap pelan Joy.
"Hm maksudmu ?"
"Ha~ tidak jadi, aku ingin ke kamar. B.Y.E, BYE Unnie" Joy meninggalkan Seulgi sendirian.
"Yah sendiri lagi deh,,, aha! mending foya-foya cemilan di kamar" Bahagia Seulgi dan berlari masuk kamar saat mendapat ide cemerlangnya tersebut.
~AKHIR~
~AKHIRNYA~
***Di jual~, di jual~, di jual~ air mata manusia tercantik~
Saha yang mau beli?
Murah kalau udah nabung dari orok~
Sekian penutup cerita ini,
Saya pamit undur diri***
Doup (Double Update) nya nanti~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH GROUPS (COMPLETE)
FanficGimana reaksi Irene, Seulgi, Joy, dan Yeri ketika terbangun dari tidurnya mengetahui Wendy sudah tidak ada di dorm, bahkan tidak ada barang-barangnya Wendy di dorm? Bahkan setelah mereka menanyakan kepada manager & agensinya, jawabannya adalah tidak...