Chapter 5

1K 105 55
                                    

Bright baru saja tiba di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Langkah kakinya dengan tegas dan yakin untuk memasuki gedung tersebut.

"Permisi tuan, id pengenal anda." Ujar seorang bodyguard yang menjaga pintu gedung.

Bright meraih sebuah benda berukuran kecil dan memberikan nya kepada bodyguard tersebut.

"Baik tuan. Silahkan masuk." Bright segera masuk ke dalam ruangan setelah bodyguard tersebut memberi izin.

Di dalam gedung besar itu, terlihat begitu banyak orang yang berlalu lalang dengan setelan jas dan gaun yang sangat mahal.

"Ah. Bright!" Seru seorang pria tampan sambil melambaikan tangannya. Bright yang melihat itu, segera mendekat kepada sosok yang memanggilnya namanya tadi.

"Kenapa kamu terlambat Bright?"

"Di tengah jalan aku di hadang oleh beberapa polisi."

Sosok yang ada di hadapan Bright terkejut dan menatap keseluruh sudut ruangan. "Benarkah? Apa mereka masih mengikuti mu?" tanya sosok itu dengan suara kecil seperti bisikan.

"Tentu saja tidak! Kau pikir aku bodoh," ucap Bright yang kesal dengan sahabatnya tersebut.

Sang sahabat hanya mampu tertawa kecil karena tingkah bodohnya sendiri.

"Dimana Plan?" tanya Bright sambil memainkan ponselnya.

"Plan sedang ada dirumah kedua orang tua nya. Aku mengatakan kepadanya kalau ada acara keluarga yang penting untuk beberapa waktu kedepan."

Bright menatap sahabatnya yang bernama Mean, sedikit helaan nafas panjang keluar begitu saja— sebelum akhirnya ia memfokuskan diri pada ponselnya.

Seorang pria tua pun menaiki sebuah podium. Seulas senyuman muncul di wajah nya. "Selamat datang untuk semua para tamu undangan. Acara pelelangan akan segera dibuka. Di mohon untuk para tamu, silahkan duduk pada tempat yang telah kami sediakan. Terima kasih," tutur pria tua itu dan kembaki menuruni podium.

Bright beserta Mean, akhirnya menduduki diri mereka di kursi yang telah di sediakan, begitu juga dengan orang-orang yang lainnya.

"Ku dengar barang lelang hari ini racikan terbaru," bisik Mean kepada Bright.

"Maka dari itu. Aku ingin membeli beberapa untuk membunuh mereka tanpa tercium."

"Ah ya. Aku dengar di sekolah Win sedang dekat dengan seorang pria keturan Cina." Bright menatap Mean dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tenang saja Bright. Aku akan selalu mengawasi Win."

Mean mulai menikmati kembali acara. Namun berbeda dengan Bright, ia masih mengingat jelas ucapan Mean yang mengatakan jika Win sedang dekat dengan pria disekolah. Rasanya Bright ingin menandainya secepat mungkin.




....

Sedangkan di lain tempat, Win masih asik dengan games yang ada di ponsel phi nya. Namun acara bermainnya terhenti ketika suara dering ponselnya berbunyi. Nama sang sahabat terpampang jelas di layar ponsel hingga seulas senyuman mengembang di wajah cantiknya.

"Halo Plan," ucap nya yang telah mengangkat panggilan.

" ..... "

"Tapi phi bilang aku tidak boleh keluar." Ujar nya sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

" ..... "

"Benarkah?!" Pekiknya dengan kencang karena bahagia.

" ..... "

"Baiklah. Aku akan bersiap." Setelah panggilan berakhir, Win segera beranjak dari bad besar tersebut. Hari ini ia dan Plan akan pergi ke games center untuk menghilangkan rasa bosan.

Keduanya telah tiba di games center. Di sana begitu banyak permainan yang akan mereka mainkan. Dan jangan lupa, satu buah cup ice cream berukuran cukup besar ditangan mereka.

"Permainan apa yang ingin di mainkan terlebih dulu?" tanya Win yang dibalas lamunan sesaat dari Plan.

"Ah! Bagaimana kita bermain mobil tabrak terlebih dulu." Pekik Plan membuat Win terkejut.

"Kamu yakin Plan? Tapi ditangan kita masih ada ice cr— " sebelum Win menyelesaikan ucapannya. Plan terlebih dulu sudah menarik tangan Win untuk mengikuti langkahnya.

Kedua pria kecil nan cantik itu terus menerus tertawa dengan bahagia ketika mereka bermain. Tanpa mereka ketahui, sepasang mata sedang mengintai mereka dari kejauhan.

"Mereka sedang bermain di games center saat ini bos."

" ..... "

"Baik! Saya akan terus mengintai mereka." Panggilan pun berakhir. Sosok di kejauhan tersebut kembali memfokuskan diri untuk mengintai Win dan juga Plan yang sedang bermain.






....

Bright memasukkan kembali ponselnya, ketika seseorang menghubungi nya tadi.

"Siapa?" tanya Mean yang penasaran.

"Anak buah ku," jawab Bright yang di balas 'Oh' oleh Mean.

"Barang ketiga adalah obat perangsang terbaru obat tersebut dapat membuat seseorang yang meminumnya bertahan lebih lama dari waktu normal dalam bercinta. Dan dia tidak akan mengingat kejadian apa pun itu."

"Barang di buka dengan harga 10.000 Baht!" seru sang MC yang ada di atas panggung.

"12. 000 Baht!"

"15.000 Baht!"

"25. 000 Baht!"

Dan penawaran obat itu terus menerus bertambah hingga menembus 50.000 Baht.

"150. 000 Baht!" seru Bright membuat semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut.

"Baik! 150. 000 Baht. Ada yang lain? Jika tidak ada maka barang akan terjual dengan harga 150. 000 Baht."

"Saya akan menghitung sampai tiga. Satu." Tidak ada yang menjawab.

"2." Masih tidak ada yang menjawab.

"3 ...! Barang terjual dengan harga 150. 000 Baht!" Sang MC mengetuk meja yang ada di sampingnya dengan alat pemukul.

Bright mengeluarkan smirk nya, dia sudah memiliki rencana untuk membuat Win bertekuk lutut dan hanya menginginkan dirinya seorang.













"Rencana ini harus berhasil malam ini juga." Batin Bright.

.

.

.

.

.

Bersambung!

Sawadikkap ...

Masih ada yang ingat atau menunggu kelanjutan cerita ini?

AL update lagi dengan chapter terbaru. Makasih yang setia menunggu work ini, jangan bosan-bosan ya.

Jangan lupa voment nya sayang (~ ̄³ ̄)~

Khop Khun Na  (๑˙❥˙๑)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ςrαzψ ßr⊕†hεr 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang