chapter 3

955 78 21
                                    

Bright kini sedang sibuk dengan berbagai berkas yang menumpuk di atas meja. Sesekali pandangan nya menatap ke arah ponsel yang tergeletak dengan indah di meja nya.

'Sudah pukul satu, tapi masih banyak berkas yang harus ku kerjakan. Dasar berkas brengsek!' maki Bright dalam batin.

Drttt ... drttt ... drttt ...

Suara getaran ponsel mengalihkan atensi nya kembali pada dunia nyata. Secepat mungkin Bright mengambil benda berbentuk pipih itu setelah tersadar siapa penelpon nya.

"Ada apa dengan Win?" tanya Bright tanpa basa-basi.

" ..... "

"Apa?!" Bright bangkit dari singgah sana nya setelah mendengar perkataan si penelpon.

"Aku akan segera kesana." Bright langsung mengakhiri panggilan tersebut dan meraih jas di balik punggung kursinya.

"Bright kamu mau kemana?" tanya Mew yang heran dengan sikap bos sekaligus sahabatnya tersebut.

Bright tidak memperdulikan orang di sekitarnya. Kini yang ada di dalam pikiran nya hanya Win. Si adik kecilnya yang sudah berhasil memporak-poranda kan hati nya. Bright mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat ini hati nya sedang geligah, bagaimana tidak? Baru saja sahabat nya Mean.
Menghubungi dia dan mengatakan jika Win pingsan di sekolah.

Sesampainya di sekolah Win. Bright segera berlari menuju ruang UKS untuk menemui Win.

"Bright," seru Mean ketika melihat kehadiran sahabat nya tersebut.

"Bagaimana keadaan Win?" tanya nya dengan napas yang tersengal-sengal.

"Win sudah sadar, tadi dia pingsan karena terkena lemparan bola basket."

"Aku mau melihatnya." Bright pun langsung memasuki ruang UKS tanpa memperdulikan tatapan orang yang ada di sekitarnya.

"Phi?"

"Bagaimana keadaan mu ?" potong Bright.

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir seperti itu," ucap Win dengan senyuman manisnya.

Bright menarik lengan sang adik, membawa tubuh kecil itu masuk kedalam pelukannya.

"Jangan diulangi. Phi sangat mengkhawatirkan mu," ucap Bright yang masih setia mengusap punggung Win dalam pelukannya.

"Ya phi."

Bright menjauhkan tubuh Win, memberikan ruang untuk dapat memandang wajah cantik yang ada di hadapannya saat ini.

"Phi sangat menyayangi mu."

"Win juga sayang phi," balas Win.

"Ma'af permisi—" ucapan seseorang membuyarkan dunia Bright pada kenyataannya.

" .... Sepertinya lebih baik Win pulang dahulu. Agar dapat istirahat yang cukup," ujar seorang perawat UKS.

"Ya, lebih baik seperti itu. Kalau begitu terima kasih banyak," ucap Bright yang di balas anggukan kepala oleh sang perawat.

"Ayo Win, kita pulang."

"Aku pulang dulu perawat Naena." Setelah nya Bright menuntun Win berjalan menuju kearah parkir. Dengan hati-hati, Bright menuntun Win seolah sang adik baru saja mengalami kecelakaan yang sangat dasyat.

"Phi ... Aku baik-baik saja, tidak perlu seperti itu."

"Tetap saja. Kamu itu habis terbentur dengan bola. Pasti kepala mu masih sakit dan pusing," ucap Bright yang memang benar seperti itu.

ςrαzψ ßr⊕†hεr 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang