#Ran & Zen

29 20 6
                                    

"terkadang lebih baik diam dan seolah tidak pernah tau"

-Ran
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
✯✯✯

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Ran mengarahkan motornya sesuai arahan singkat Zen, sebelum memasuki gang perumahannya Zen menyuruh Ran berhenti. Zen turun seketika selepas Ran memberhentikan motornya.

"Kenapa turun, rumah lo disini?" Tanya Ran.

"Udah dekat, thanks tumpangnya," setelah mengucapkan terimakasih Zen segera berjalan pergi.

"Woy Tunggu dulu," Ran segera turun dari motornya dan mengejar zen.

"Apalagi?" Zen terpaksa menghentikan langkahnya dan menghadap ke arah Ran.

"Lo gak ngajak gue mampir gitu?" goda Ran.

"Gak, pulang aja Lo sana!" ketus Zen sambil lanjut berjalan.

"Untung cantik," guman Ran sambil mengelus dada menatap langkah Zen yang semakin jauh. Setelah Zen tidak terlihat lagi Ran menghampiri motornya dan segera pergi ke tempat dimana teman-temannya menunggu.

✯✯✯

Zen memasuki rumahnya yang terlihat sepi, hanya terlihat inem di depan teras sedang baca komik.

"Udah pulang?" Sapa inem sembari meletakkan komiknya dipangkuannya.

"Seperti yang Lo lihat" balas Zen.

"Inem liat tadi Zen dianter cowok ya?" inem memang melihat Zen saat bersama Ran di depan gang tadi, "siapa hayo, pacarnya ya?" Tebak Inem dengan nada menggoda.

"Bukan!" Jutek Zen dan segera berjalan ke dalam.

"Ih kok ngamok," ucap inem, "lagi salting ya~" goda Inem sambil mengikuti Zen dari belakang.

"Diam Lo," ketus Zen sebal.

"Kasih tau dong Zen, siapa cowok tadi kalau bukan pacar Zen, boleh dong buat Inem yang cantik jelita ini," inem mengedipkan matanya sok imut.

"Kebiasaan lo nem, kalau liat cowok bening dikit aja pasti langsung diembat," jawab Zen.

"Oops, tapi dia tipe inem banget kyaaa~ sumpah deh pas tadi Inem liat dia senyum sama zen rasanya napas  Inem langsung berhenti huaaa, boleh ya Zen buat inem plisss plisss," rengek inem memaparkan wajah sok imut yang memerah karena salting memikirkan wajah Ran tadi.

"Ambil aja, gue gak tertarik," Zen melenggang pergi menuju kamarnya di lantai dua.

"Kenapa nggak tertarik? Padahal ganteng," kepo Inem, "untung deh kalau nggak tertarik, eh Zen gaboleh tertarik sih dia pokoknya punya Inem titik," grutu Inem

Ran & ZenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang