Happy reading...
Keesokan paginya, setelah Zen sampai di sekolahnya wajah genit Ran langsung menyambutnya dengan senyum lebar, ia senang sekali telah mendapatkan nomor handphone Zen, namun ia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadanya setelah itu."Pagi cantik, akhirnya dapet juga nomor neng cantik," sapa Ran begitu melihat Zen memijakkan kakinya ke dalam kelas sembari memamerkan chatnya bersama Zen semalam kepada Bisma dan Bima.
"Woy liat nih chat gue dibales tadi malam," pamer Ran menghadap ke Bisma sambil melirik Zen dengan mata genitnya.
"Njir gitu doang lu bilang chattan?" Sahut Bima
"Ya yang penting dia udah bales, berarti dia udah Nerima gue," bangga Ran.
"Gara-gara sapa tuh bisa Deket ama Zen, jangan lupa mie ayam gue," sahut Bisma ikut bangga melihat chat Ran dibalas oleh Zen.
"Yoi," jawab ran sambil mengangkat satu jempolnya.
Sementara itu Zen masih berdiri di pintu kelas, ia speechless melihat tingkah Ran dan teman-temannya, di mata Zen ia seperti melihat sekumpulan buaya sedang berjamet ria.
"Neng cantik, kenapa masih berdiri di sana? Oh mau di gendong akang ganteng yak?" Goda Ran sambil berdiri menghampiri Zen.
Zen langsung mengeluarkan handphonenya dan langsung memblokir nomor Ran, "gausah Geer," ketus ran sambil memperlihatkan nomor Ran yang telah terblokir di handphonenya, "minggir lo, gue mau lewat," Zen melewati Ran begitu saja tanpa meliriknya sedikitpun.
"E-eh?" Ran kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
"Pfftt hahahahah," Bisma dan Bima tertawa ngakak melihat wajah Ran yang seperti tertampar nan kebingungan itu.
"Miris amat idup lu bro, pfftt, kebanyakan ngebully gue sih sekarang kualat kan," ejek Bisma sambil menahan tawanya.
"Sabar bro jangan deng-pfftt HAHAHAH" bela Bima namun ia tak kuasa menahan tawa.
"Jahat ya kalian sahabat susah malah diketawain," Rajuk ran.
"Abis muka lo sangar cuy kek orang linglung hahahaha," ejek Bisma.
"Haah dahlah males gue sama kalian," ucap Ran.
Tiba-tiba Bastian yang sedari tadi menyimak tingkah laku teman-temannya menghela napas, lalu ia berdiri menghampiri Ran, "jangan dengerin mereka," ia merangkul pundak Ran dan membawanya ke kantin tanpa mempedulikan Bisma dan Bima yang masih tertawa terbahak-bahak.
Ran tertawa melihat tingkah Bastian yang seperti kakak baginya, "thanks bas"
"Heem" balas Bastian sambil menganggukkan kepalanya.
"Woy tunggu gimana nasib mie ayam gue," teriak Bisma, sembari berlari diikuti Bima mengejar Ran dan Bastian.
✯✯✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Ran & Zen
Teen FictionSebelum baca jangan lupa follow ya^^ " aku memang menginginkan senyumanmu ,tapi bukan senyuman penyamar luka" -Ran " Jangan sok-sokan melindungi orang lain , kalau melindungi diri sendiri saja tidak bisa!" -Zen ______________ Project kolaborasi : M...