Bab 2

4.6K 78 2
                                    

Rumah, 05.30

Setiap bangun pagi until berangkat sekolah, aku selalu dibangunin oleh pembantuku yang kupanggil Mbak Ayu. Mbak Ayu ini sebenarnya udah kayak keluarga. Beliau sudah merawatku dari aku lahir – bahkan dari kakakku, Clarissa, masih bayi! Clarissa saja sekarang sudah mau 18 tahun. Karena itulah, keluarga kits juga sangat dekat dengannya.

Mbak Ayu adalah orang yang sangat lucu dan baik, meski kadang-kadang aku merasa dia bawel, apalagi kalau lagi ngebangunin orang pagi-pagi.

"Bangun, bangun! Udah pagi, ntar telat lagi" sahut Mbak Ayu sambil melempar selimutku pergi.

"Ah males ah... 5 menit lagi deh mbak..." gumamku ngantuk, masih ingin bersatu dengan kasurku tercinta.

"Ah kamu, alesannya 5 menit terus, tapi nanti ketiduran. Udah bangun! Nanti kamu malah kesiangan!" Mbak Ayu makin ngomel dan mulai menggelitikiku.

"Eh i-iya mbak! Stop mbak! Iya nih aku bangun" jawabku dengan susah ditengah-tengah tawa.

Mbak Ayu mendorongku pelan dari tempat tidur, dan membantuku melipat selimut. "Huh, akhirnya! Mandi dulu sana, abis itu makan pagi. Mama kamu udah siapin makanan tuh."

Aku mengambil handuk yang digantung di kursi kamarku. "Makanannya apa mbak? Tumben mama yang masak?"

"Iya. Katanya lagi pengen masak. Hmm... tadi apa ya? Mbak lupa..."

"Yah mbak, bukannya tadi dari dapur?"

"Oh iya, itu pancake stroberi."

Wah, pancake. Aku membayangkan teksturnya yang lembut dengan potongan-potongan stroberi segar yang rasanya agak asam-manis, fresh from frying pan, masih panas dan ditaruh di atas piring, lalu dilumuri saus stroberi. Mhm... enaknya...

"Melamun aja kamu. Ayo cepet mandi Claire, nanti telat." Yah Mbak Ayu, aku lagi asik membayangkan pancake malah diganggu.

"Iya Mbak, iya."

Setelah mandi dan tentunya sikat gigi, aku yang sudah memakai seragam masuk ke ruang makan. Mama yang lagi merapihkan meja makan tersenyum melihatku.

"Selamat pagi sayang, semalam tidurnya nyenyak gak?"

"Pagi juga ma, nyenyak kok kemarin, hehehe. Lagi nggak diteror ulangan." Biasanya, aku suka gak nyenyak tidur kalau banyak tugas dan ulangan.

"Tuh, makan pancake-nya selagi masih hangat."

Christo masuk ke ruang makan, dan melihat pancake stroberi di meja, dia cemberut. "Mama, aku maunya pancake coklat, gak mau stroberi."

"Yaudah sih, lo ambil lah selai coklat di laci, manja banget sih." Omel kakakku dengan ketus. Christo sebagai anak bungsu memang suka dimanjain, dan Clarissa gak suka Christo tumbuh jadi anak yang manja. Aku setuju sama Clarissa, dan aku mendukungnya. "Tau lo, ambil sendiri aja sih, udah kelas 8 juga, masih gak mandiri."

"Iya, iya, berisik banget sih lo pada." Omelnya balik sambil mengambil said coklat di laci.

"Hei kalian, pagi-pagi aja udah berantem. Daripada ribut mending makan aja. Enak loh. Kalau berantem nanti pancake-nya dingin, terus nanti telat." Nasehat Papa sambil baca koran, meleraikan keributan tiga saudara di pagi hari.

"Iya pa..." Jawab kita bertiga. Kita pun melahap sarapan kita, lalu mengambil tas sekolah sebelum pamit pergi dengan papa dan mama.

"Kita berangkat dulu ya!"

"Iya! Bye! Semangat ya belajarnya!" Balas mama sambil melambaikan tangan.

Sorry guys kependekkan.Tunggu bab selanjutnya ya!

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang