Bab 11

2.6K 72 3
                                    

Siti's Ice

"Halo kak Siti!" Sapa Claire dengan semangat saat meliuhat Kak Siti yang sedang menaruh nampan-nampan berisi es krim yang baru saja jadi ke rak display.

"Eh ada Claire. Sendiri aja?"

Aku duduk di meja yang dekat dengan kasir. "Aku ada janji ketemuan sama Sheila kak."

"Oh, gitu. Mau pesan dulu ga? Es krim kakak baru jadi nih, nikmatnya masih maksimal." Jawab kak Siti sambil tertawa ringan. 

"Nanti aja kak, bareng sama Sheila." 

"Oke, nanti kalau mau pesan panggil aja ya. Kakak ke belakang dulu sebentar, masioh ada es krim yang kagi dibuat."

"Iya kak."

Aku sudah menunggu hampir setengah jam. Sheila mana ya? Kok belum datang juga. Aku membaca buku yang sudah kubawa di dalam tas sambil menunggu Sheila. 

Tak lama kemudian, akhirnya Sheila datang. 

"Hai Claire! Maaf telat, tadi gue sakit perut. Gimana liburannya kemarin? Eh pesenin es krim vanilla dong buat gue sekalian!" Ujar Sheila sambil terkekeh.

"Dasar," Aku pun memanggil kak Siti untuk pesanan kami, dan langsung menikmatinya tanpa menunggu lama. "Liburanku enak kok, seru banget! Kalian gimana pas graduation?"

"Gak seru..." balas Sheila dengan lesu dan cemberut. "Nggak ada lo sama Marcell. Gerombolan kita ilang 2 orang! "

Deg. 

Marcell.

Aku udah lama tidak mendengar nama dia lagi .Apa kabar ya dia? Aku udah lama tidak mendengar kabar Marcell lagi.

Mengalihkan topik, aku mengeluarkan sebuah kantong plastik berisi berbagai macam barang dari dalam tasku. "Btw Shei! Nih gue bawain oleh-oleh."

Sheila mengambil kantong itu dari tanganku dan langsung mengintip isi dari kantong itu. "Wih! Makasih ya Claire!"

"Sama-sama."

"Eh, ngomongin soal Marcell tadi. Lo kangen Marcell ga?"

Sial, aku gagal mengalihkan perhatiannya dengan oleh-oleh tadi. Dasar Sheila dengan keras kepalanya. 

"Gak." Jawabku, menyangkal perasan asliku pada Marcell. 

Sheila menatapku ragu. "Bener?"

Aku langsung mengangguk dan menjawab dengan yakin untuk menutupi keraguan Sheila. "Iya."

"Kalau benar begitu," gumamnya, lebih untuk dirinya sendiri sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya, "aku rasa kamu siap untuk membaca surat ini."

Aku melihat sepucuk surat putih polos yang Sheila ulurkan padaku. "Surat apa ini? Dari siapa?"

"Dari Marcell. Nanti dibaca di rumah aja ya, Claire."

Aku hanya menatap surat yang kini ada di genggamanku, ingin segera mengetahui apa yang ada di dalamnya. Setelah sekian lama, tiba-tiba Marcell memberikan aku sebuah surat? Sungguh hal yang aneh. 

"Claire," panggil Sheila, memutuskan lamunanku, "Sebenarnya... gue mau ngomongin tentang Michael."

"Kenapa emang?"

"Sebetulnya tuh gue suka sama Michael tapi... Gimana ya? Gue banyak denger gosip kalau dia udah suka sama orang lain."

"Shei, gak kayak lo banget buat percaya sama gosip-gosip yang gak bermutu."

"Iya... emang konyol, Claire. Tapi entah kenapa, kalau gosipnya udah t entang Michael, gue ngerasa gampang banget buat dipercaya."

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang