Prolog
Malam itu Yuri sudah siap untuk pergi bersama teman-temannya, sekedar mengobrol di sebuah cafe. Matanya seketika membulat setelah Yuri menuruni anak tangga dan melihat empat Abang nya berbaris memanjang, menatapnya dengan tatapan mematikan.
Yuri menelan salivanya, ia hapal betul bagaimana ke empat abangnya sangat posesif.
"Bang, yu..."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Jino, Abang nya yang tertua langsung menyahut.
"Gak lihat jam?!" Ketusnya dingin tanpa ekspresi.
Yuri memberanikan diri untuk mendekati mereka dan menahan rasa gugupnya.
"Bang, ini masih jam 8 malam, Yuri hanya keluar sebentar, gak lama kok." Jelasnya membujuk.
"Masuk ke kamar!" Tegas Juna, Abang nya yang super tegas.
"Tapi, kan.."
"Kalau disuruh masuk, ya masuk! Nurut sama kita, jangan ngebantah!" Ogi, Abang nya yang terkenal dingin, ikut melarangnya.
Yuri mengerucutkan bibirnya, menatap keempat abang-abang nya.
"Kenapa sih, Yuri gak bisa hidup seperti perempuan-perempuan di luar sana yang seusia Yuri. Kenapa hidup Yuri banyak sekali aturan. Yuri ingin bebas!"Jeje, Abang nya yang sering membelanya, mendekatinya dan menyentuh pundaknya dengan senyuman tipis.
"Kami tidak ingin terjadi sesuatu padamu, Yuri. Setelah kepergian ayah dan ibu sejak kamu masih kecil, cuma kami keluarga yang kamu miliki. Mengertilah, kami sayang padamu" tuturnya memberi penjelasan.
Jino mendekatinya juga.
"Apa yang Jeje katakan benar, kami yang mengurusmu sejak kecil. Kami yang menjagamu, mendidik mu. Sebelum kecelakaan itu terjadi, ayah berpesan pada kita, jangan sampai kamu terluka atau tergores sedikitpun.""Semua ini kita lakukan untuk kebaikanmu. Dunia terlalu kejam untukmu, adik kecilku." Sambung Juna.
"Tapi Yuri udah gede, Yuri bisa jaga diri sendiri. Dan Yuri bukan anak kecil lagi yang hanya bisa mengadu pada kalian saat jatuh dari sepeda. Yuri ingin kebebasan." Titah Yuri
Ogi maju dengan tatapan dinginnya.
"Sebesar apapun kamu, sedewasa apapun kamu, bagi kami, kamu tetaplah adik kecil kami yang harus dijaga.""Abang juga belum menikah hanya karena Abang gak mau pergi ninggalin kamu!" Ucap Jino menatapnya serius.
Yuri terdiam saat keempat Abang nya memberinya pengertian.
Ayah mereka seorang tentara angkatan udara. Dan meninggal akibat kecelakaan pesawat saat tugas negara.
Ibunya serangan jantung. Disitu, usia Yuri masih terbilang sangat kecil, 7 tahun. Semenjak orangtua mereka tiada, keempat putra dari keluarga Adijaya, harus hidup dengan menjaga adik bungsu mereka, Yuri. Kasih sayang yang berlebihan, membuat mereka sangat posesif apapun tentang Yuriska.Juna mulai mengeluarkan senyum khasnya agar Yuri mau menurut padanya.
"Sekarang masuk ke kamar dan tidur!."Yuri mengangguk dan sedikit mendegus. Ia kembali menaiki tangga dan menuju kamarnya. Keempat Abang nya masih setia memperhatikannya dari bawah tangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet TwoRis - JJK✔️
Ficção Adolescente(Update Sabtu) Menjadi anak bungsu yang dijaga ketat oleh keempat Abang nya yang super posesif, membuat Yuriska Adijaya merasa hidupnya banyak aturan. Mencoba beberapa kemoterapi di Surabaya untuk kanker hati nya yang tak kunjung sembuh, Giorisaldo...