Annyeong! Author kembali. Siapa yang kangen Yuri sama Gio nih? Tap tombol bintang dan spam komen ya biar tambah semangat. Share ke orang-orang terdekat kamu biar pada baca. Happy reading 😚
.
.
.Bagian Ketujuh
Yuri panik saat Jino menuju jendela luar kamar tamu yang terbuka. Di sana adalah tempat dimana ia menyembunyikan Gio tadi.
"Bang Ji, argh!" Teriaknya tidak jadi. Yuri mengejar Jino
"Seperti terdengar suara seseorang di sini, tadi." Gumam Jino mendekati kamar itu
Gio mendengar langkah kaki. Ia juga ikut panik saat bayangan Jino mendekati kamar itu.
"Mampus!"
Gio mondar-mandir dengan rasa paniknya. Tidak ada jalan lain kecuali pintu keluar. Namun, saat Gio ingin kabur melewati pintu tersebut, Jeje serta Juna tengah mengobrol di depannya.
"Astaga, sial!"
Gio semakin panik. Ia berkacak pinggang, matanya melirik kesana-kemari untuk mencari jalan keluar.
Gresek!
Jino mendekati jendela kamar yang terbuka. Sontak Gio kaget. Pria itu berlari menuju lemari besar dan bersembunyi di dalamnya.
Jino berhasil masuk melalui jendela itu. Yuri yang berdiri di luar kamar sangat panik.
"Ya Tuhan, jangan sampai ada ledakan besar. Ini semua gara-gara bekicot itu!" Geramnya
Yuri menyusul Jino. Abang pertama Yuri menyusuri seluruh ruangan yang ada di kamar tersebut untuk membuktikan kecurigaannya.
"Tidak ada siapapun."
Jino membuka pintu, terlihat Jeje dan Juna berada di sana.
"Apakah kalian melihat seseorang keluar dari kamar ini?" Teriaknya dari pintu
Jeje dan Juna saling menatap dengan bingung
"Sejak tadi kami ada di sini. Dan kami tidak melihat siapapun keluar dari kamar itu" Jawab Juna"Kenapa, bang?" Sambung Jeje penasaran
Jino menggeleng
"Tidak. Aku mendengar suara dari sini. Dan kupikir, ada maling atau apalah"Setelah bersusah payah, Yuri berhasil masuk melalui jendela.
Napasnya terengah-engah menyentuh lengan Jino
"Sudah Yuri bilang, Abang ngeyel sih. Mana ada maling di rumah kita. Lihat, kan, kamar ini sepi tidak ada siapapun"Jino menatap heran Yuri
"Kenapa kamu seperti orang ketakutan, ha?! Keringetan kaya gitu lagi!"Yuri membulatkan matanya, menelan salivanya karena kegugupan.
"Riri, em Ri, Riri, awh perut Riri sakit" ucapnya beralasan
Jino panik mendengarnya.
"Kamu kenapa, sakit? Apa perlu kita ke dokter?"Yuri pura-pura sakit perut di depan Jino.
"Gak usah bang. Mungkin Riri laper.""Ya sudah, Ayo kita sarapan. Jangan biarkan perutmu tambah sakit" ujar Jino perhatian. Ia menuntun Yuri keluar
Yuri menghembuskan napas leganya.
'huh. Dimana bekicot itu bersembunyi? Dia memang pandai mengelak. Heuh, tentu saja, dia kan lentur kayak bekicot.' batin Yuri mengejek GioBeberapa saat setelah Jino dan Yuri keluar dari kamar itu, Gio juga keluar dari persembunyiannya.
"Huh, huh, huh" napasnya tengah-tengah merasa sesak di dalam lemari berdebu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet TwoRis - JJK✔️
Genç Kurgu(Update Sabtu) Menjadi anak bungsu yang dijaga ketat oleh keempat Abang nya yang super posesif, membuat Yuriska Adijaya merasa hidupnya banyak aturan. Mencoba beberapa kemoterapi di Surabaya untuk kanker hati nya yang tak kunjung sembuh, Giorisaldo...