Bagian Ketiga Belas
Kenapa kau berangkat ke sekolah, kau masih sakit, Bray." Ungkap Pian yang tiba-tiba menghampiri Gio di kantin.
"Aku tidak apa." Jawab Gio singkat. Pagi itu dia tidak terlalu ingin diganggu. Pian duduk menemaninya.
"Dimana adikku!" Suara keras Jino menarik kerah Gio yang sedang tenang bersama Pian.
Kedatangan Jino dan ketiga adiknya, menghebohkan seisi kantin.
"Dasar penculik!"
"Eh, apa-apaan ini. Bang, lepaskan temanku. Lepaskan!" Pian berusaha menolong Gio.
Jino melepaskan Gio berkat bantuan Pian. Pemuda itu berdiri di depan Gio untuk melindunginya.
"Kenapa kalian datang dan tiba-tiba mengusik ketenangan kami!" Pian memberanikan diri untuk tegas. Lelah melihat temannya terus ditindas.
" Dia yang mengusik ketenangan kami!" Jawab Ogi tidak terima dan balik menujuk Gio.
"Apa kesalahanku?"
"Kau masih bertanya, ha!" Teriak Jino dengan emosi yang tak terkontrol. Jun menahannya.
"Maaf tuan Adijaya, ada apa ini?" Sahut guru yang datang karena melihat kegaduhan.
"Pria itu telah menculik adik saya, Yuri!" Jino menuduh Gio tiada henti.
Guru menatap tajam Gio. Nampaknya guru itu langsung percaya.
"Bohong, pak. Saya tidak ada sangkut pautnya dengan Yuri. Bahkan, saya baru tahu jika gadis itu menghilang" Gio membela diri, Pian membantunya.
"Tapi semalam kau yang datang menemui adik kami!" Tambah Ogi membuat suasana semakin panas.
"Lalu, apa yang datang menemuinya adalah pelakunya? Bagaimana dengan Jessy dan Tika? Apa kalian sudah bertanya pada mereka dan yang lainnya?!" Jawab Gio tegas menatap Jino. Mereka semua terdiam.
Lisa yang hendak masuk kantin menghentikan langkahnya melihat keributan itu.
'Kasihan Gio. Dia selalu disalahkan. Dan sekarang, Gio dituduh menculik kak Yuri. Apa aku beritahu abangnya kak Yuri bahwa dia ada bersamaku?' batin Lisa kasihan melihat Gio terus di tuduh.
Lisa mengurungkan niatnya untuk memberitahu yang sebenarnya. Ia tidak ingin mengingkari janjinya sendiri pada Yuri.
'Tidak. Kak Yuri melarang ku untuk melakukannya'
"Sebaiknya, kita kumpulkan sekua siswa dia sekolah ini di lapangan. Jika tidak ada hasil, kita bisa mengintrogasi Gio lebih lanjut" ujar guru
Empat Abang Yuri pergi dengan napas menggebu-gebu.
Semua siswa-siswi bingung melihat kedatangan empat Abang Yuri. Wajah mereka sangat tegang, diikuti beberapa guru dan Gio di belakangnya.
"Semuanya, baris di lapangan tanpa terkecuali!" Titah salah seorang guru dari mic sekolah.
Perasaan bingung bercampur takut tengah mereka rasakan. Tidak biasanya siswa/siswi dikumpulkan di hari Rabu seperti ini.
Gio ikut berbaris di antara ribuan siswa. Menatap tajam kedepan, tepatnya ke arah Jino yang berbaris tepat di dekat mimbar tempat guru berpidato saat upacara.
"Mohon maaf, bapak mengumpulkan kalian semua di sini. Kalian semua pasti sudah tidak asing lagi dengan mereka berempat. Ya, mereka adalah Kakak dari salah satu siswi penting di sekolah ini, Yuriska Adijaya"
Lisa menunduk sesekali melirik ke depan. Ia tak berani menatap Abang Yuri terlalu lama.
"Yuri telah menghilang sejak semalam!" Ujar guru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet TwoRis - JJK✔️
Fiksi Remaja(Update Sabtu) Menjadi anak bungsu yang dijaga ketat oleh keempat Abang nya yang super posesif, membuat Yuriska Adijaya merasa hidupnya banyak aturan. Mencoba beberapa kemoterapi di Surabaya untuk kanker hati nya yang tak kunjung sembuh, Giorisaldo...