[02]

258 34 0
                                    

A Short Story
Hope: Happiness
[02]

A Short StoryHope: Happiness[02]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa?"

"Hmm... apa nama panggilan yang pantas untukku?" Lelaki bersetelan serba hitam dengan surai hitam keabu-abuan itu tersenyum simpul, berpura-pura berpikir seolah mengejek satu kepala yang hampir saja mati terlindas truk.

"Kutanya sekali lagi, siapa kau?"

"Bagaimana cara menjelaskannya, ya? Kau tahu bukan bahwa Tuhan tak bisa menampakkan wujudnya kepada seluruh manusia jika belum tiba waktunya? Kalau begitu... sebut saja aku dewa yang diutus Tuhan untuk mengenalkanmu dengan harapanㅡ" penjelasannya terpotong karena satu kepala ini tiba-tiba saja menyambar.

"Jangan bertele-tele!"

"Ugh, baiklah. Jika namanu adalah Myeol Mang, maka kau bisa memanggilku HiMang*," kenalnya dengan percaya diri.

Satu kepala yang diketahui berjenis kelamin perempuan itu membulatkan kedua matanya. "Darimana kau tahu namaku?" Tanyanya, tiba-tiba merasa takut.

"Aku tahu segalanya... tentangmu yang kehilangan harapan," jawabnya.

"Ahhㅡ" Myeol Mang menengadahkan kepala seraya memutar kedua bola matanya yang basah. "Dunia ini memang diisi oleh orang-orang aneh," lanjutnya, kemudian memfokuskan tatapan kearah si lelaki yang minta dipanggil Himang.

"Dewa katamu? Dimataku, kau terlihat seperti seorang tukang sihir, tidak lebih," sarkasnya. Diluar sana, banyak orang-orang gila yang mengaku sebagai dewa. Pria ini bukanlah satu-satunya yang pernah Myeol Mang temui.

Ia mulai berjalan meninggalkan si lelaki yang masih menatapnya, namun ketika sepatunya baru mengetuk aspal sebanyak lima kali, langkahnya terhenti dan kepalanya berotasi kebelakang.

"Harapan? Jika kau adalah harapan, seharusnya kau membiarkanku mati dan memberiku kesempatan untuk hidup lebih baik di kehidupan selanjutnya," Myeol Mang mengeraskan kepalan tangannya, menatap si lelaki dengan penuh rasa ketidaksukaan.

"Aku tidak bisa membiarkanmu mati begitu saja."

Myeol Mang tertawa. "Kenapa? Karena kau dewa, kau tak membiarkanku mati?"

"Karena tidak ada yang namanya kehidupan kedua ataupun selanjutnya. Tuhan hanya memberikan satu kesempatan hidup untuk manusia," jawabnya seraya berjalan mendekat kearah Myeol Mang.

Tap...

Tap...

Tap...

"Aku akan membimbingmu menuju harapan. Jadi, percaya padaku."





To Be Continued...


Note:
희망 (Himang) : Harapan

Hope: HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang