A Short Story
Hope: happiness
[10]Karena tugas Himang yang hampir selesai, Tuhan tidak mengizinkannya untuk bertemu dengan Myeol Mang setiap harinya. Dalam kurun waktu satu bulan, Himang berhasil menyelesaikan sedikit tugas akhirnya dan menyelesaikan seminar proposal. Gadis itu setiap hari menunggu kedatangan Himang, tapi lelaki itu tak kunjung datang.
Cklak.
Pintu terbuka, Himang masuk ke dalam kamar yang suasananya masih sama. Lampu telah dimatikan dan seorang gadis tertidur di atas ranjang dengan napas teraturㅡ nyaman. Tanpa suara, Himang ikut berbaring disebelah Myeol Mang, menatapnya lekat sembari mengusap pipi sang gadis.
Usapannya terhenti begitu ia melihat Myeol Mang yang membuka kedua matanya. "Kau belum tidur?" Tanya Himang, sedikit terkejut.
"Aku sedang berimajinasi dan tiba-tiba kau datang," Himang tertawa kecil, kemudian menyuruh Myeol Mang untuk segera tidur.
"Bagaimana bisa aku menutup mata jika tahu kenyataan bahwa kau bisa menghilang kapan saja?" Tanyanya sendu. "Aku tahu kau hebat. Jadi bisa kau nyalakan lampu? Aku ingin melihatmu dengan jelas," pintanya. Dengan satu jentikan, lampu kamar pun bersinar terang.
"Aku bekerja keras, sangat keras. Karena kehadiranmu, aku kembali semangat. Terima kasih," Myeol Mang mengulum senyumnya.
"Syukurlah. Setidaknya aku tak gagal," tawa Himang.
"Kau tahu, sekarang aku bisa menemukan kepingan kebahagiaan yang tersisa. Semua itu dinamakan... cinta."
"Kau tahu, kau tak boleh mencintaikuㅡ"
"Aku tahu itu. Dan aku tengah belajar untuk menerimanya," timpal Myeol Mang. "Ah, mengapa cinta pertamaku adalah seorang dewa yang akan pergi setelah tugasnya selesai?"
Kepingan peta yang hilang itu... orang-orang menyebutnya 'cinta'.
To Be Continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope: Happiness
Short StoryIni kisah Baek Myeol Mang yang bertemu dengan 'Himang'* ketika ingin menyerah terhadap hidupnya. 희망 (Himang) : Harapan