Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini, setelah Myeol Mang sedikit demi sedikit mempercayai adanya harapan di tengah badai, Himang semakin jarang datang. Ada waktu ketika Himang datangㅡ tengah malam, disaat Myeol Mang kelelahan, tapi gadis itu memilih untuk terjaga semalaman sebelum Himang menghilang; lagi.
Berkat Himang, Myeol Mang dapat menyelesaikan studinya walau sedikit tertinggal dari teman-teman seangkatan. Di hari wisudanya sekarang, entah kenapa ia sangat berharap Himang datang. Sangat tak lucu jika lelaki itu pergi tanpa pamit. Ia akan sangat membenci Himang jika begitu.
"Kak, ayo pulang. Gedung sudah sepi, kakak masih menunggu siapa?"
"Duluan saja. Kakak sedang menunggu seseorang," jawabnya. Sang adik berlalu pergi tanpa bertanya lebih jauh. Menebak jika sang kakak tengah menunggu kedatangan kekasihnya.
Bahkan, sampai langit menguning pun, tak ada tanda-tanda Himang muncul. Menyerah, Myeol Mang segera melangkah pergi dengan kecewa.
"Kau tidak mau menungguku sedikit lebih lama?" Myeol Mang menoleh, matanya berkaca begitu melihat Himang. Tubuhnya terdiam kaku, seolah membiarkan Himang yang berjalan mendekat.
Lelaki itu tersenyum dan kemudian menyambut Myeol Mang dalam pelukannya. "Kau tahu, ini hari terakhirku bersamamu," ingatnya yang membuat dada Myeol Mang sesak.
"Aku tahu. Aku tahu," balasnya lirih.
"Terima kasih atas keberadaanmu selama ini. Berkatmu aku bisa melanjutkan jalanku, walaupun aku tak ingin berada di jalan ini," Himang mengangguk, ia tak membutuhkan kata terima kasih karena memang itulah tugasnya.
"Myeol Mang, terima kasih karena telah mencintaiku dalam waktu yang singkat ini."
Myeol Mang menangis dalam pelukan Himang. Tak ingin melihat wajah Himang yang akan segera menghilang.
Tubuhnya jatuh saat Himang benar-benar menghilang. Tangisannya memecah kesunyian di halaman gedung. Cinta pertamanya... menghilang bersamaan dengan angin yang berhembus.
Selamat jalan, cinta pertama.
Sekarang, kau tahu bukan apa yang harus kau isi dalam kekosongan pada jalan yang tak kau kehendaki?
